Ini Makam Bersejarah di Sanga Desa

Ini  Makam Bersejarah di Sanga Desa

Makam Puyang di Kecamatan Sanga Desa--

SANGADESA, - Kecamatan Sanga Desa yang berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas ternyata banyak ditemui peninggalan sejarah.

Tepatnya terletak Kelurahan, terdapat salah satu makam yang  bersejarah bagi warga Kecamatan Sanga Desa.

Makam tersebut adalah Puyang Dukun H M Yusuf bin H Alibidin yang bergelar Ratu Agung Puting Ngulak.

Makam Puyang Dukun H M Yusuf sendiri bertempat di tepi sungai diantara rumah warga Kelurahan Ngulak, terdapat lima makam yang letaknya berjajar.

Di atas makam terdapat keunikan diantaranya tersusun secara unik terdiri dari bongkahan batu-batu besar di atas makam Puyang Dukun H M Yusuf yang menjadi ciri khas pemakaman.

Masyarakat Ngulak mempercayai bahwa Puyang Dukun H M Yusuf adalah orang yang membawa pengaruh besar dan memiliki kelebihan yang luar biasa di wilayah Ngulak.

Hingga sekarang makam keramat Puyang Dukun H M Yusuf masih ramai di ziarahi. Peziarah umumnya mendatangi makam Puyang Dukun H M Yusuf untuk berwasilah.

Puyang Dukun H M Yusuf bin H Alibidin dipercaya merupakan seorang ulama besar yang berada di Kelurahan Ngulak Kecamatan Sanga Desa Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan.  Puyang Dukun H M Yusuf lahir pada tahun 1748 dan wafat pada tahun 1956. 

Berdasarkan hasil penelitian salah seorang Mahasiswa UIN Raden Fatah Reni Lestari Mahasiswi yang dituangkan dalam Skripsi Berjudul 'Keramat Puyang Dukun H M Yusuf Dalam Kepercayaan Masyarakat Kelurahan Ngulak 1 Kecamatan Sanga Desa Kabupaten Muba' mengungkapkan beberapa fakta sejarah sebagai berikut :

1. Riwayat Puyang Dukun H M Yusuf

Puyang Dukun H M Yusuf Lahir di Ngulak pada tahun 1948 dari seorang ibu bernama Masitoh dan ayah H Abidin.

Nama Puyang Dukun H M Yusuf sering dijuluki Dukun Yusuf, namun ada juga Puyang Jin seribu, karena mampu mengobati orang sakit dan mengajarkan Islam sehingga ia dipercaya sebagai salah satu keturunan ke-18 Wali Songo

Menurut keterangan User Effendi (50) yang merupakan salah satu juru kunci sekaligus keturunan yang keempat dari Puyang H. M Yusuf bin H Alibidin.

Menurut cerita dulu, nenek kami ini merupakan keturunan alim ulama, konon cerita Puyang Dukun H M Yusuf mampu melakukan perjalanan pulang pergi dari Kelurahan Ngulak ke Palembang hanya dalam waktu kurang dari satu jam berjalan kaki. 

Sebagai ilustrasi, perjalanan dengan menggunakan kendaraan darat dari Palembang menuju Ngulak ditempuh rata-rata sekitar lima hingga enam jam. Masih dengan berjalan kaki, Puyang Dukun H M Yusuf juga dipercaya mampu menempuh perjalanan dari Ngulak ke tanah suci Mekah, pulang pergi hanya dalam satu hari. 

Puyang Dukun H M Yusuf juga memelihara hewan siluman salah satunya adalah siluman Buaya Kuning dan Siluman Harimau Kumbang.

Hewan peliharaan dari Puyang Dukun H M Yusuf terkadang masih menampakkan diri karena walaupun Puyang Dukun H M Yusuf telah lama meninggal, hewan tersebut masih dipercayai masyarakat Kelurahan Ngulak dapat melindungi dan menjaga Ngulak.

Tidak lepas dari itu masyarakat seringkali melakukan sedekah sesuai niat masing-masing, terutama terkait dengan hajatan yang dilakukan oleh masyarakat.

Adapun makanan yang harus di penuhi untuk melakukan hajatan tersebut terdiri

Punjung, Ikan Bakar, dan Ayam Bakar selain itu ada beberapa masyarakat yang menyisakan makanan tersebut di makam Puyang Dukun H M Yusuf sebagai tanda  terimakasihnya.

2. Ikut Berjuang Melawan Belanda

Pada masa penjajahan Belanda Puyang Dukun H M Yusuf ikut juga membasmi salah satu anggota kolonial Belanda.

Dari itulah Belanda takut dengan kelebihan yang dimiliki oleh Puyang Dukun H M Yusuf karena mampu menghilangkan diri dalam waktu sekejap.

3. Mampu Mengobati Orang Sakit

Sejak umur 11 tahun Puyang Dukun H M Yusuf sudah dipanggil dukun di Ngulak.

Puyang dukun dalam masyarakat dahulu merupakan julukan untuk orang yang dapat mengobati orang sakit.

Karena menurut masyarakat Ngulak, beliau sendiri sangat mujarab dalam ilmu pengobatan dan masyarakat sendirilah memanggil dengan sebutan Puyang Dukun. (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: