SUNGAI LILIN,HARIANMUBA.COM – Yayasan CARE Peduli dan PT Cargill Indonesia bersama Pemkab Muba menegaskan komitmen pembangunankapasitas petani sawit perempuan melalui Program Pemberdayaan Perempuan pada Komunitas Kelapa Sawit di Bumi Serasan Sekate.
Peluncuran program ini diresmikan melalui penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama antara Pemkab Muba Yayasan CARE Peduli.
Program yang menempatkan fokus pada pemberdayaanperempuan ini akan dilaksanakan selama 3 tahun, dan diimplementasikan di 13 desa dalam wilayah Kecamatan Sungai Lilin, Keluang dan Tungkal Jaya.
Indonesia merupakan produsen dan konsumen komoditas minyak sawit terbesar di dunia menjadikan sektor perkebunan kelapa sawit sebagai backbone pembangunan ekonomi negara.
BACA JUGA:Baru Mau Nanam, Tanaman Cabe di Berlian Makmur Diserang Jamur
Pada tahun 2021, produksi komoditas ini mencapai sekitar 46,2 juta metrik ton (MMT) yang menyumbang 57 persen dari produksi dunia. Sektor ini yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan merupakan sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat Indonesia terdapat 2,67 juta kepala keluarga, dan 50 persennya merupakan petani sawit perempuan.
Asisten III Bidang Administrasi Umum Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin, mengatakan Drs Safaruddin, MSi, mengatakan Program pemberdayaan perempuan pada komunitas perkebunan kelapa sawit selaras dengan kebijakan dan rencana strategis Pemkab Muba.
"Kami menyambut baik komitmen yang diinisiasi oleh Cargill dan Yayasan CARE Peduli. Harapan kami, program ini akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kapasitas dan kesejahteraan ekonomi masyarakat, serta terwujudnya keadilan gender di Muba," jelasnya
Keterlibatan perempuan di sektor perkebunan kelapa sawit ini, tambah Safarudin menunjukkan perempuan memainkan peran sentral serta berkontribusi terhadap pembangunan negara.
BACA JUGA:Optimis Sumsel Capai Target Nasional 14 Persen Penurunan Stunting
"Namun, perempuan pada sektor ini kerap kali mengalami berbagai hambatan sepertiketerbatasan akses ke sumber daya keuangan, pengetahuan, dan teknologi, serta kesenjangan upah antara petani sawit laki-laki dan perempuan," jelasnya.
Selain itu, menurut Safarudin perempuan di sektor perkebunan juga rentan mengalami pelecehan seksual, dan kekerasan seksual. "Sehingga dibutuhkan praktik perlindungan dan pemberdayaan perempuan yang berkelanjutan," terangnya.
Anton Asmara, President Director PT Hindoli, unit usaha kelapa sawit milik Cargill di Kabupaten Muba Banyuasin mengatakan Melalui kemitraan dengan Pemkab Muba dan Yayasan CARE Peduli diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap penghidupan perempuan di komunitas kelapa sawit di Muba.
"Kami menghargai dukungan pemerintah daerah terhadap program ini. Perempuan memainkan peran penting di masyarakat, dan kami percaya dengan bekerja sama, kita akan mampu meningkatkan peluang ekonomi bagi perempuan dan meningkatkan kesejahteraan mereka dan keluarganya," jelasnya.