"Beliau adalah seorang pahlawan, karena beliau menyelamatkan anggota lainnya. Kalau saat kejadian tidak ada beliau, hanya Allah yang tahu.
Yang jelas beliau adalah pahlawan karena menyelamatkan teman-temannya," kata Kasatbinmas Polrestabes Bandung AKBP Sutorih, usai upacara pemakaman jenazah Sofyan.
Dari kejadian itu, polisi mencatat ada 11 korban yang terdiri dari 10 anggota polisi dan satu warga.
Dari 10 anggota polisi yang menjadi korban, Sofyan merupakan satu korban meninggal dunia, sementara yang lainnya mengalami luka-luka.
Jadi teladan
Sofyan yang wafat saat bertugas kemudian dinaikkan satu pangkat lebih tinggi menjadi Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Anumerta.
Selain tindakannya yang perlu diteladani, semasa hidup Sofyan juga dikenal sebagai sosok yang rajin beribadah.
Bhabinkamtibmas yang lahir di Bandung, 13 Juni 1981, dan kini berusia 41 tahun itu meninggalkan istri bernama Siti Sarah dan tiga orang anak.
Sofyan yang berdomisili di Kelurahan Sukawarna, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, merupakan polisi yang lulus dari Sekolah Calon Bintara (Secaba) Polri tahun 2003.
Di keluarganya, Sofyan merupakan anak bungsu dari lima bersaudara.
Salman (45), kakak dari Sofyan, mengatakan korban merupakan pribadi yang jarang mengeluh.
Dia mengaku justru dirinya yang justru lebih banyak mengeluh kepada Sofyan.
"Jadi, Sofyan yang menjadi polisi di antara lima bersaudara di keluarga kami. Sejak kecil Sofyan sudah bercita-cita menjadi polisi," kata Salman.
Meskipun adiknya itu telah menjadi korban, Salman memastikan keluarganya tidak takut dengan adanya terorisme yang mengatasnamakan agama.
Karena, Sofyan adalah sosok yang taat beragama dan menjadi teladan di keluarganya.
Sofyan kemudian dimakamkan di tempat pemakaman keluarga yang berada di kawasan Sukahaji, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, sekitar pukul 17.00 WIB. Pemakaman itu pun dilakukan secara dinas kepolisian