PALEMBANG, HARIANMUBA. COM, – Panitia Bantuan Hidup Dasar (BHD) - Indonesian Society Of Intensivist Anesthesiologist (INASIA) menjadikan Provinsi Selatan sebagai tuan rumah.
Untuk digelarnya pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dengan peserta 3000 orang atau terbanyak di Indonesia dengan target memecahkan rekor Muri 6000 Telapak Tangan Anak Indonesia.
Gubernur Sumatera Selatan H Herman Deru mengharapkan pelatihan BHD ini nantinya melibatkan semua kalangan termasuk para pelajar, Palang Merah Remaja (PMR), Pramuka, Palang Merah Indonesia (PMI) dan Duta Literasi se-Sumsel.
Mengingat pentingnya kemampuan dalam memberikan pertolongan pertama bagi yang membutuhkan bantuan.
“Target kita bukan penghargaan saja, tetapi bagaimana nantinya edukasi ini sampai dengan benar pada masyarakat, bagaimana cara atau teknik dalam memberikan pertolongan pertama secara benar,” tegas Herman Deru saat menerima audiensi Ketua Panitia BHD - Indonesian Society Of Intensivist Anesthesiologist (INASIA) dr. H. Zulkifli Sp. An,KKC, M.Kes, MARS, bertempat di Ruang Tamu Gubernur Sumsel, Rabu (5/1) siang.
Dikesempatan itu Herman Deru mengapresiasi upaya INASIA yang telah mencetuskan ide brilian. Karena lanjut dia kemampuan dalam memberikan bantuan hidup dasar bukan hanya untuk perawat atau tenaga medis saja melainkan juga harus dimiliki oleh masyarakat awam. Mengingat kondisi darurat dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja.
“Kami (Pemprov Sumsel) mengapersiasi ide brilian ini, karena masyarakat memang harus dibekali kemampuan seperti ini. Sehingga memahami apa tindakan yang dilakukan dalam memberikan bantuan hidup. Selama ini banyak yang hanya menonton, karena maasyarakat tidak tahu apa yang dibuat, atau ingin membantu tapi malah salah terapan,” imbuhnya.
Herman Deru berharap, pelatihan ini juga melibatkan semua elemen masyarakat yang ada di daerah, termasuk para duta literasi guna menambah wawasan dan keilmuan dalam memenuhi panggilan tugas kemanusiaan, baik pada situasi umum maupun di situasi yang sulit.
“Targetnya semua masyarakat Provinsi Sumsel terliterasi dengan baik, sehingga keterampilan bantuan hidup dasar dapat berguna untuk menolong kedaruratan. Seperti saat menghadapi bencana alam dan situasi gawan darurat lainnya,” harapnya.
Sementara Ketua Panitia BHD- Indonesian Society Of Intensivist Anesthesiologist (INASIA) dr. H. Zulkifli Sp. An,KKC, M.Kes, MARS, menegaskan, BHD perlu dilakukan untuk mempertahankan hidup seseorang saat mengalami keadaan yang mengancam nyawa atau keadaan darurat.
“Kita berharap masyarakat lebih mengerti, karena kita ajak juga melibatkan duta literasi, sehingga bisa membaca, mendengar, dan melihat apa yang dikerjakan untuk pertolongan pertama pada orang-orang yang dalam kedaruratan,” tuturnya.
Dia menjelaskan Bantuan Hidup Dasar ini dapat dilakukan oleh petugas medis maupun masyarakat umum yang sudah terlatih.
“Banyak kejadian itu di masyarakat, tidak sampai ke tenaga kesehatan. maka kita adakan acara untuk tenaga-tenaga awam yang terlatih, artinya yang kegiatan mereka itu berhubungan dengan orang- orang yang ada kejadian tersebut, maka target kita anak-anak SMA baik itu yang tergabung dalam PMR, Pramuka dan PMI kita libatkan dengan target memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) 6000 Telapak Tangan Anak Indonesia Untuk Kehidupan,” tandasnya.
Untuk diketahui Bantuan Hidup Dasar (BHD) salah satu fungsinya untuk membantu atau pertolongan pertama pada kondisi darurat seperti dalam kasus henti jantung saat ini menjadi penyebab tertinggi kasus kematian di berbagai belahan dunia. Henti jantung dapat terjadi kapan saja, di mana saja, dan disebabkan oleh berbagai kondisi dan lingkungan yang beragam. Oleh karena itu, dibutuhkan serangkaian tindakan guna mencegah kematian yang diakibatkan oleh henti jantung.