Siti Hajar berusaha melindungi air yang tersisa dengan berkata, "Zama Zama," sehingga air tersebut kemudian dikenal sebagai Zamzam. Air ini menjadi sumber penghidratan bagi peziarah yang menuju Baitullah dan juga bagi umat Islam secara keseluruhan.
BACA JUGA:DPRD Banyuasin Sudah Ajukan 3 Nama PJ Bupati, Ini Bocoran Namanya
Penjelasan ilmiah mengenai air Zamzam telah diuraikan oleh Profesor Geologi dan Sumber Daya Air dari Institut Riset Afrika, Abbas Sharqi.
Menurutnya, ketika ada sumber air yang tak pernah habis, dalam ilmu geologi, itu menunjukkan bahwa air tersebut dapat diperbaharui.
"Air tanah dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama adalah air yang dapat diperbaharui, seperti sumur Zamzam, dan jenis kedua adalah air yang tidak dapat diperbaharui," jelasnya sebagaimana dilaporkan oleh Arabic Post.
Dari segi keutamaannya, para ulama telah mengumpulkan berbagai keutamaan air Zamzam. Salah satu di antaranya adalah bahwa air ini dianggap sebagai "maa'ul-jannah," atau air surga.
BACA JUGA:DPRD Banyuasin Sudah Ajukan 3 Nama PJ Bupati, Ini Bocoran Namanya
Ini menunjukkan bahwa air Zamzam penuh dengan berkah dan manfaat, sebagaimana air surga. Bagi para jamaah haji, air Zamzam merupakan salah satu nikmat dari Allah yang dapat mereka nikmati di tengah-tengah padang pasir.
Rasulullah SAW sendiri senang meminum air Zamzam, dan tangannya yang penuh berkah pernah dicelupkan ke dalam sumur tersebut. Air ini tidak hanya memuaskan dahaga, tetapi juga memberikan rasa kenyang.(*)