Sebelumnya salah satu mentor di Palembang, Ta, mengaku saat acara seminar di sebuah hotel Kota Palembang 27 Agustus lalu, dia sifatnya hanya undangan saja.
“Yang (mentor) besar itu Pak AS. Karena di Sumsel, terutama Palembang, yang (deposit) skala besar dengan beliau,” ungkapnya.
Ta mengakui, member FEC di Sumsel lumayan banyak. Tapi angka tepatnya, dia tidak tahu pasti.
BACA JUGA:Perpani Muba Targetkan Cabor Panahan Raih Juara Umum Pada Porprov XIV Sumsel di Lahat
BACA JUGA:Siap-Siap, BPS Akan Lakukan Pendataan Pelaku Koperasi dan UMKM, Ini Tujuannya
“Untuk semua data dan informasi ke bisa ke Pak AS, dia tahu detailnya. Saya dijadikan admin juga tanpa sepengetahuan saya,” dalihnya.
Sayangnya, AS tak berhasil berulang kali dikonfirmasi setelah dihubungi beberapa nomor ponselnya yang ada. Salah satu korban di Palembang, Wo mengaku diajak Ta.
“Saya tahunya dan ikut, karena diajak Pak Ta. Dia ketua RT di lingkungan kami. Dia datang ke rumah saya, waktu menawarinya,” beber Wo, nama samaran.
Karenanya, cukup banyak warga lingkungan mereka yang ikut. Wo juga cuma ikut kecil-kecilan, baru bergabung 18 Juli 2023. Dari bintang 1, deposit Rp200 ribu.
BACA JUGA:Cukup Modal Akun dan No HP, Bisa Pinjam Rp 100 Juta Lewat DANA Paylater, Simak Caranya!
BACA JUGA:Proyek Preservasi Jalintim Palembang - Jambi di Sungai Lilin Dikeluhkan, Ini Penyebabnya
“Itu baru merek (akun). Belum tokonya,” jelasnya.
Karena penjelasan dari sang mentor dan literasi yang dibacanya, FEC yang merupakan perusahaan Amerika ini, sama halnya dengan lazada, shopee, amazon, dan lainnya.
“Tapi bedanya tidak punya toko, kami yang jadi mitranya,” ulasnya.
Setelah tiga hari mendaftar pada admin, sambung Wo, dia diwajibkan membeli toko. Katanya Rp150 ribu. Tapi waktu dia mau transfer, naik jadi Rp200 ribu.
BACA JUGA:Padang-Pekanbaru Dihubungkan 6 Ruas Tol, Menembus Perbukitan, Jarak Tempuh Hanya 4 Jam