Pemerintah memutuskan menutup ruas tersebut sebagai jalan tol, sehingga panjangnya berkurang menjadi 37 kilometer dan memindahkan ruas yang terendam lumpur, bergeser sekitar 3 Km ke arah barat, ruas yang dipindah itu sepanjang 6 Km
BACA JUGA:Jangan Sampai Salah Pilih, Inilah Daftar Pinjol Resmi OJK 2023 yang Wajib Anda Ketahui
Secara teknis jalan tol ini memiliki 2x3 lajur (Sidoarjo-Dupak), (Porong-Gempol) dan 2x2 lajur (Sidoarjo-Porong), tujuh interchange, 27 jembatan perlintasan kendaraan, dan dua jembatan penyeberangan orang serta 10 gerbang tol.
Pada 2005, rata-rata harian volume lalu lintas mencapai 173.300 kendaraan.
Namun, setelah tergenang lumpur panas, pada 2006 – 2007 rata-rata volume harian lalu lintas hanya 147.200 kendaraan, dan pendapatan tol masih meningkat 10,32 persen menjadi Rp 312 juta per hari.
Kemudian pada 2008 terjadi kenaikan menjadi 156.000 kendaraan per hari dengan pendapatan Rp 402,325 juta per hari.
BACA JUGA:Ditargetkan Selesai 2024, Begini Perkembangan Pembangunan Tol Bayung Lencir - Tempino
BACA JUGA:Sah, Muba Jadi Tuan Rumah Porprov XV 2025
Selain itu, mengutip instagram @official.jasamarga usai lewati jalan tol Surabaya–Gempol ini Anda juga dapat menemukan hal menarik seperti tempat wisata dan kuliner.
Anda dapat menemukan tempat wisata seperti Carnival Park Surabaya di Exit GT Waru, Monumen dan Museum 10 November di Exit GT Dupak, House of Sampoerna di Exit Tanjung Perak, dan Museum TNI Al Loka Jala Crana di Exit Tanjung Perak.
Kemudian Anda dapat menemukan wisata kuliner seperti Sate Klopo di Exit Dupak, Rujak Cingur di Exit Kota Satelit, dan Lontong Balap di Exit Banyu Urip.