HARIANMUBA.COM, - Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Musi Banyuasin, Lucianty dan Syaparuddin, semakin memperkokoh dominasinya dalam Pilkada Muba 2024.
Setelah resmi mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Muba pada 28 Agustus 2024 lalu, elektabilitas keduanya kian meroket, seiring popularitas di berbagai platform media, meninggalkan jauh pasangan rival, Toha-Rohman.
Survei terbaru memperlihatkan bahwa pasangan Lucianty-Syaparuddin berhasil mencatat dukungan yang sangat solid dari masyarakat.
Hal ini tidak lepas dari persiapan matang serta pendekatan intensif yang dilakukan keduanya.
BACA JUGA:Prof Yohanes Surya: Program GASING di Muba Diharapkan Jadi Contoh bagi Daerah Lain
BACA JUGA:Bersama Pj Ketua TP PKK Triana Sandi Fahlepi, Puluhan Lansia Antusias Ikuti Senam Sehat Bugar
Lucianty, yang didukung oleh 11 partai politik, termasuk partai besar seperti Golkar, PDIP, dan Gerindra, menunjukkan keunggulan signifikan hingga ke akar rumput. Seperti diungkapkan Pengamat politik dari Universitas Sriwijaya, M. Haekal Al-Haffafah.
Menurutnya. keunggulan Lucianty-Syaparuddin bukan semata hasil dari faktor logistik.
"Dukungan politik yang solid dan strategi komunikasi yang jitu menjadi kunci utama mengapa mereka mendominasi. Lucianty tidak hanya berpengaruh di kalangan elite, tapi juga mampu meraih simpati masyarakat luas," ujar Haekal.
Sedangkan di sisi lain. Kampanye negatif yang dilancarkan oleh pasangan Toha-Rohman, kerap kali tidak efektif dalam menggoyahkan posisi Lucianty-Syaparuddin.
BACA JUGA:Keren, Peserta Putra -Putri Perwakilan Muba Terpilih jadi Duta Kesetiakawanan Sumsel
Bahkan, strategi kampanye lawan yang cenderung menggunakan isu-isu personal justru dianggap kontra produktif oleh banyak pemilih. Seperti yang terbaru, ketika dugaan kampanye nrgatif mereka dilaporkan oleh tim advokasi hukum Lucianty ke Bawaslu Musi Banyuasin.
Dengan elektabilitas yang begitu kuat dan dukungan politik yang kokoh, Haekal menilai bahwa pasangan Lucianty-Syaparuddin hampir mustahil dikejar dalam waktu satu bulan menjelang hari pemilihan.
Bahkan dengan pertarungan logistik sekalipun, posisi mereka tetap sulit untuk dikalahkan mengingat hanya sedikit pemilih yang belum menentukan pilihan.