Kejang ParsialKejang parsial terjadi ketika gangguan aliran listrik di otak hanya mempengaruhi satu sisi otak.
BACA JUGA:KUR BRI, Jadi 'Pahlawan' Permodalan UMKM
BACA JUGA:Jangan Lengah, Ini Tanda Whatsapp Disadap dari Jauh dan Cara Menghentikannya
Sebelum mengalami kejang, anak mungkin mengalami tanda-tanda awal, seperti deja vu, ketakutan, tatapan kosong, atau perubahan pada indra penciuman, penglihatan, dan pendengaran.
Kejang parsial dibagi menjadi dua jenis:
1. Kejang Parsial Sederhana: Anak mengalami kesemutan atau kejang di satu bagian tubuh, seperti lengan atau kaki, tanpa kehilangan kesadaran. Gejala lainnya bisa termasuk pucat, mual, dan berkeringat.
2. Kejang Parsial Kompleks: Anak mengalami perubahan kesadaran dan perilaku tidak biasa, seperti menggigit bibir, berteriak, menangis, atau tertawa.
BACA JUGA:Tingkatkan Daya Saing, BRI Peduli Gelar Pelatihan dan Sertifikasi Halal UMKM dari Berbagai Daerah
BACA JUGA:Polsek Sungai Keruh Amankan Pelaku Pembunuhan
Kejang Total
Kejang total terjadi di kedua sisi otak dan sering disertai kehilangan kesadaran. Berikut adalah jenis kejang total:
1. Kejang Absent (Petit Mal)**: Anak mengalami kebingungan dan tatapan kosong, tanpa respons, serta mungkin mengalami kedutan di wajah atau berkedip cepat.
2. Kejang Atonik: Anak tiba-tiba jatuh atau menundukkan kepala, menjadi lemas, dan tidak responsif.
BACA JUGA:Yuk! Kenali Perbedaan antara Psikiater dan Psikolog
BACA JUGA:Medan Menuju ke Brandan Akan Semakin Dekat, Akhir Tahun 2024 Ruas Tol Ini Akan Rampung
3. Kejang Tonik-Klonik: Anak mengalami tegang dan gemetar, serta mungkin mengalami gangguan penglihatan, sakit kepala, atau nyeri otot.