Ira juga menyarankan agar masyarakat memasang kelambu tidur, khususnya di daerah-daerah yang terdeteksi rawan penyebaran DBD, sebagai cara untuk melindungi diri saat tidur.
Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk dan mencegah terjadinya penularan virus dengue.
Selain itu, Dinas Kesehatan Sumsel juga merencanakan untuk mendistribusikan larvasida DBD, yang bertujuan untuk membunuh jentik nyamuk di tempat-tempat penampungan air.
BACA JUGA:Wow! Pria Dari Palembang Ini Diduga Bawa Dinamit Saat Hadiri Sidang PN di Sekayu
BACA JUGA:Penuhi Kebutuhan Stok Darah PMI dan RSUD Sekayu Jalin Kerjasama
Larvasida ini merupakan salah satu bahan yang sangat efektif dalam memutus siklus hidup nyamuk Aedes aegypti.
Di samping upaya yang sudah ada, Dinas Kesehatan Sumsel juga tengah mengembangkan inovasi baru dalam pengendalian DBD dengan menggunakan teknologi Wolbachia.
Wolbachia adalah bakteri yang dapat disuntikkan ke dalam nyamuk Aedes aegypti untuk mengurangi kemampuan nyamuk tersebut dalam menularkan virus dengue.
Penelitian menunjukkan bahwa nyamuk yang terinfeksi Wolbachia tidak dapat menularkan virus dengue kepada manusia.
BACA JUGA:Pj Ketua TP PKK Muba Sambut Hangat Finalis Duta Genre 2025
BACA JUGA:PJ Gubernur Bersama Kakanwil BPN Sumsel Tantadangani Kerjasama Bidang Pertanahan
Teknologi ini sudah terbukti berhasil di beberapa negara, dan kini tengah diuji coba di Sumsel sebagai bagian dari upaya pengendalian DBD yang lebih efektif.
Selain itu, Dinas Kesehatan Sumsel juga telah merencanakan untuk melaksanakan program imunisasi dengue.
Imunisasi ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari infeksi dengue, dengan memberikan perlindungan lebih kepada orang-orang yang berisiko tinggi terkena DBD.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel juga mencatatkan adanya penurunan kasus DBD pada tahun 2024, meskipun jumlah kasusnya masih tinggi.
BACA JUGA:Atasi Kemacetan Akibat Angkutan Batubara, Pemprov Sumsel Bakal Bangun Tol Sungai