Dari Surabaya untuk Malang, Ribuan Bonek Tumpah di Tugu Pahlawan Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan

Dari Surabaya untuk Malang, Ribuan Bonek Tumpah di Tugu Pahlawan Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan

Bonek berkumpul menyampaikan duka sedalam-dalamnya atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Sabtu, 1 Oktober 2022. -Persebaya-Disway.id--

 

 

SURABAYA, HARIANMUBA.COM - Dari Surabaya untuk Malang. Ribuan Bonek-fans Persebaya Surabaya datang ke Tugu Pahlawan untuk mendoakan para korban tragedi Kanjuruhan 1 Oktober, Senin 3 Oktober 2022.

Ribuan Bonek tumpah ruah menyampaikan ucapan bela sungkawa, sekaligus mendoakan agar tragedi Kanjuruhan tak terulang kembali. 

Tragedi Kanjuruhan menyita perhatian dunia, hampir seluruh tim sepabola di eropa menyampaikan ucapan bela sungkawa dan keperihatinannya atas peristiwa yang mengegerkan tersebut.

Keperihatinan ini juga disampaikan dua penggawa Persebaya Surabaya Silvio Junior dan Higor Vidal menggambarkan suasana di sekitar Stadion Kanjuruhan akhir pekan kemarin yang mengakibatkan 125 suporter Arema FC meninggal dunia.

Kerusuhan ini berawal dari kekecewaan Aremania yang menyaksikan tim kesayangannya menelan kekalahan 3-2 dari rival utama mereka di kandang.

Saat pemain menyampaikan salam kepada fans, dan menyampaikan permintaan maaf, suporter pun masuk ke dalam lapangan.

Situasi masih kacau ketika polisi mulai melepaskan gas air mata, termasuk ke arah tribune, sehingga menciptakan kepanikan.

Para korban meninggal dunia ini disebut akibat terdampak gas air mata dan terinjak-injak.

Junior mengungkapkan pemandangan yang mengerikan ketika mereka meninggalkan Stadion Kanjuruhan.

Junior tidak menyangka kemenangan pertama Persebaya di Malang setelah 23 tahun berujung dengan tragedi. Menurut Junior, penggawa Persebaya sempat merayakan keberhasilan mereka tersebut.

Bahkan Junior menggambarkan situasi itu lebih mengerikan dibandingkan perang etnis antara Azerbaijan dan Armenia. Sebelum berkarir di Persebaya, Junior pernah merumput di Liga Utama Azerbaijan bersama Kesla (kini berubah menjadi Shamakhi FK) pada 2020 saat perang etnis terjadi.

“Di kamar ganti, kami merayakan kemenangan. Tapi tiba-tiba polisi datang, dan bilang: 'Berhenti, berhenti...cepat lari, jika tidak, kalian tidak akan bisa pergi'. Kami langsung berganti pakaian dengan cepat, tanpa mandi terlebih dulu,” tutur Junior dalam program Esporte Espetacular di TV Globo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: