Fakta Unik Olahan Getah Gambir Musi Banyuasin, Hanya Ada di Desa Toman, Kini Mendunia Melalui Kain Jumputan

BACA JUGA:Kapolres Muba Keluarkan Maklumat Jelang Malam Pergantian Tahun Baru, Ini Isinya

"Ketiganya adalah Kelompok Sebidang Sakti, Ginde dan Sugih, sekarang hanya beberapa orang saja masih aktif," papar Zainal.       

Zainal pun berharap perhatian dari pihak terkait terhadap usaha gambir. "Kami harapkan ada perhatian, mulai dari penyediaan lahan hingga pemasaran supaya bisa kembali jaya," harapnya.               

Camat Babat Toman, H Alpan Husin SKM MM, mengaku, pemerintah sebenarnya tidak tinggal diam untuk menyelamatkan usaha gambir yang dikelola masyarakat, berbagai upaya sudah dilaksanakan. 

“Mulai dari pengembangan SDM melalui berbagai pelatihan manajemen kelompok tani, hingga ke sektor hilir, berupa peningkatan nilai jual produk jadi hasil olahan getah gambir yakni kain Jumputan Gambo khas Babat Toman yang saat ini mulai dikenal,” jelas Camat.

BACA JUGA:3 Pantai Cantik Yang Ada di Gunung Kidul Yogyakarta

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin pun sejak beberapa tahun terakhir gencar memperkenalkan kembali olahan getah gambir ini.

Salah satu upayanya adalah memanfaatkan sisa ekstrasksi gambir sebagai pewarna alami kain jumputan.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Muba, Azizah Wahyudi ST MM, mengatakan selama ini sisa ekstraksi gambir ini tidak termanfaatkan.

Bahkan sambung Azizah, sempat nyaris tenggelam, namun berkat tangan dingin Pj Bupati Muba Drs H Apriyadi MSi terus memberi semangat dan mengadakan berbagai bentuk pelatihan.

BACA JUGA:Ternyata Ini Asal Usul Nama Desa Bailangu, Serta 5 Makanan Khasnya

“Hasilnya, Kain jumputan itu sendiri saat ini sudah mendapatkan tempat tersendiri dikalangan pergerak fashion, dengan beberapa kali di gunakan oleh perancang busana ternama di Indonesia diajang tingkat dunia," jelasnya.

"Beberapa tahun lalu kita telah memberikan bantuan berupa mesin penggiling daun gambir dan rumah produksi," tutupnya. 

Sumber: