6 Fakta Menarik tentang Senjang yang Harus Kamu Tahu
Kesenian senjang budaya aslu suku musi banyuasin----
Dari daerah Sungai Keruh ini lah pertama kali kesenian senjang dipopulerkan, kemudian mulai dikembangkan ke Kecamatan Babat Toman antara lain Desa Mangun Jaya atau sekarang dikenal dengan Kelurahan Mangunjaya.
Kesenian senjang ini lalu berkembang ke Kecamatan Sanga Desa antara lain Desa Ngunang, Nganti, Sanga Desa dan terus ke Kecamatan Sekayu.
Irama Senjang dari tiap-tiap Kecamatan tersebut tidak sama.
Namun Senjang tidak dapat disimpulkan berasal dari kabupaten Musi Banyuasin, Sebab kesenian senjang juga banyak terdapat di daerah lainnya di bagian hulu sungai musi.
Beberapa wilayah itu mulai dari Musi Rawas, Daerah Rupit, Rawas, Muara Beliti, Kota Lubuklinggau, Tebingtinggi, dan beberapa daerah lain.
2. Tanjidor Sebagai Instrumen Pengiring Senjang
Penampilan senjang tampaknya mengalami perkembangan. Pada zaman dahulu, musik pengiring senjang adalah musik tanjidor. Seiring dengan perkembangan permusikan dewasa ini, tanjidor sudah nyaris langkah digunakan, tetapi penggantinya adalah musik melayu atau organ tunggal.
3. Senjang merupakan Pantun Rakyat
Senjang berbentuk pantun terdiri dari enam, delapan, atau sepuluh baris setiap baitnya. Jika terdiri dari enam baris, baris pertama sampai ketiga adalah sampiran, baris keempat sampai keenam merupakan isi, jika terdiri dari delapan baris maka pembagiannya empat empat dan seterusnya.
Senjang terdiri dari pembukaan, isi, dan penutup. Pada isi antara bait pertama dengan bait berikutnya merupakan satu kesatuan, seperti pantun berkait.
Dalam pembukaan, isi, dan penutup Senjang, barisnya tidak selalu sama, dapat saja dalam satu senjang pembukaan terdiri atas enam baris, isi terdiri atas sepuluh baris, dan penutupnya terdiri atas delapan baris.
Bagian pertama merupakan bagian pembuka. Bagian ini berisi permohonan izin pesenjang yang akan menuturkan senjangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: