Mengenal Jembatan Megah di Pulau Sumatera, Salah Satunya Ada Dari Kota Palembang

Mengenal Jembatan Megah di Pulau Sumatera, Salah Satunya Ada Dari Kota Palembang

Jembaran barelang--

BACA JUGA:Tak Bisa Penuhi Permintaan Hotman Paris Kajati Sumsel : Tuntutan JPU Sudah Dipenuhi Hakim

Keenam rangkaian jembatan tersebut antara lain:

• Jembatan Tengku Fisabilillah memiliki panjang jembatan 642 meter, bentang 350 meter dan tinggi 38 meter. Jembatan I Barelang merupakan jembatan yang paling banyak dikunjungi baik oleh warga Batam maupun wisatawan mancanegara maupun domestik.

• Jembatan Nara Singa yang menghubungkan Pulan Watch dan Pulau Nipah ini memiliki panjang 420 meter dengan tinggi 15 meter dan bentang 160 meter.

• Jembatan Raja Ali Haji yang menghubungkan Pulau Nipah dan Pulau Setoko dengan panjang jembatan 270 meter, bentang 45 meter dan tinggi 15 meter.

• Jembatan Sultan Zainal Abidin yang menghubungkan Pulau Setoko dengan Pulau Rempang memiliki panjang jembatan 365 meter, bentang 145 meter dan tinggi 16,5 meter.

• Jembatan Tuanku Tambusai dengan panjang 385 meter, bentang 245 meter dan tinggi 27 meter menghubungkan Pulan Rempang dengan Pulau Galang.

• Jembatan Raja Kecik yang memiliki panjang 180 meter, bentang 45 meter dan tinggi 9,5 meter. Jembatan Raja Kecil menghubungkan Pulau Galang dengan Pulang Galang Baru.

Jembatan Tengku Agung Sultanah Siak

Jembatan Siak menjadi urat nadi pembangunan Kabupaten Siak dan Kota Siak Sri Indrapura.-Foto: RiauMagz/sumeks.co-

Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah atau dikenal juga dengan Jembatan Siak adalah sebuah jembatan yang terletak di Kota Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah yang membentang di atas Sungai Siak menjadi urat nadi pembangunan Kabupaten Siak dan kota Siak Sri Indrapura yang memiliki dua sisi daratan.

BACA JUGA:Puluhan Rumah di Prabumulih Rusak Akibat Angin Puting Beliung

Sebelah Utara berada di Kabupaten Siak, dengan ikon sejarah Istana Asserayah Hasyimiyah (juga dikenal sebagai Istana Siak Sri Indrapura), dan sebelah Selatan berada di Kabupaten Mempura dengan ikon sejarah berupa benteng dan barak Belanda di Desa Benteng Hulu dan Desa Benteng Hilir.

Nama jembatan ini diambil dari gelar permaisuri sultan terakhir Kerajaan Siak yang mengakhiri masa pemerintahannya pada tahun 1946, atau satu tahun setelah Indonesia merdeka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: