Jelang Bulan Agustus, Pedagang Bendera di Sanga Desa Mulai Bermunculan, Tapi Masih Sepi Pembeli

Jelang Bulan Agustus, Pedagang Bendera di Sanga Desa Mulai Bermunculan, Tapi Masih Sepi Pembeli

Pedagang bendera di Ngulak Sanga Desa--

HARIANMUBA.COM,– Jelang Bulan Agustus, Penjual Bendera di Sanga Desa Mulai Bermunculan namun masih sepi pembeli.

Peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2023 tinggal sebulan lagi.

Para pedagang bendera merah putih serta pernak-pernik hiasan lainnya mulai bermunculan di kecamatan Sanga Desa.

Namun sayangnya hingga hari kemarin 16 Juni 2023 belum terlihat antusiasme masyarakat untuk membeli bendera merah putih serta hiasan musiman lainnya.

BACA JUGA:Jaringan Internet Kabel Mulai Menyentuh Wilayah Ngulak Sanga Desa, Saat Ini Mulai Dikerjakan

BACA JUGA:Kedapatan Lakukan Penyulingan Minyak Mentah, Empat Orang Diamankan

Eka (38) salahsatu pedagang yang menjual bendera, warga desa Ngulak 3 mengaku jelang masuknya bulan Agustus ini belum terlihat adanya peningkatan jumlah peminat dari bendera dan umbul-umbul.

“Masih belum terlalu banyak yang beli, paling-paling dua hari ini baru laku sekitar 3 buah saja. Karena memang barang yang saya jual ini baru masuk kemarin.” ungkapnya.

Menurutnya pembeli bendera merah putih dan umbul-umbul biasanya akan meningkat pada minggu pertama bulan Agustus.

“Biasanya akan ramai kalau sudah masuk Agustus, dari pengalaman tahun sebelumnya itu sekitar tanggal 7 hingga menjelang hari H. Karena setiap desa atau kelurahan biasanya ada semacam himbauan dari Kades dan Lurah untuk pasang bendera saat sudah memasuki bulan Agustus,” jelasnya.

BACA JUGA:Tips Kadis Kominfo Muba Hindari Scamming dan Phising

BACA JUGA:Ini Daftar Nama 20 Orang Lulus Seleksi Tertulis dan Psikotes Bawaslu Muba

Terpisah,  Sobirin pedagang yang lain mengatakan hal serupa, bahwa belum ada peningkatan pembeli sampai saat ini.

“Ya,  masih sepi paling cuma  sampai 2 buah saja hingga hari ini lakunya.  Tahun ini saya sendiri tidak stok banyak, karena berkaca pada harga karet dan sawit yang saat ini sedang murah, takutnya tidak laku dan bisa merugi.  Soalnya kalau tidak laku tahun ini,  baru tahun depan bisa dijual lagi” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: