Seni Rapa'i Dabus di Aceh Selatan: Perpaduan Spiritualitas, Kesenian, dan Ilmu Kebal

Seni Rapa'i Dabus di Aceh Selatan: Perpaduan Spiritualitas, Kesenian, dan Ilmu Kebal

Pertunjukan Rapai Dabus di Aceh Selatan --

Dipimpin oleh seorang khalifah, kelompok seni ini terdiri dari minimal 10 orang yang menggunakan alat musik rapa'i (gendang kulit kambing) untuk melagukan syair-syair, zikir, dan pujian kepada Allah dan Rasulullah.

BACA JUGA:Sebelum Tol Trans Sumatera Nyambung Ke Lubuk Linggau, Jalan Kota Sekayu Diprediksi Ramai, Ini Penyebabnya

Meskipun memiliki asal-usul yang mendalam dalam spiritualitas, seni ini juga memiliki dimensi budaya yang kuat, dipentaskan pada acara-acara perayaan dan peringatan.

 

Salah satu hal yang menonjol dalam seni Rapa'i Dabus adalah atraksi kesaktiannya. Para anggota kelompok ini diyakini memiliki ilmu kebal terhadap senjata tajam dan bahkan luka.

 

Mereka melakukan tindakan-tindakan yang seharusnya melukai, namun diyakini tidak akan membahayakan mereka. 

 

Namun, dalam pengamalan atraksi ini, penting untuk tetap menjaga nilai-nilai Islam, rendah hati, dan menghindari sikap sombong.

BACA JUGA:Gelar Rembuk Srunting Tingkat Kecamatan, Sepakar Turunkan Stunting di Sanga Desa

Dalam perkembangannya, seni Rapa'i Dabus juga menghadapi tantangan.

 

Pada awal abad ke-19, generasi berikutnya menyalahgunakan fungsi zikir dengan gendang (rapa'i) ini dengan memamerkan ilmu kebal kepada publik.

 

Hal ini berlawanan dengan esensi spiritual dan nilai-nilai Islam yang mengajarkan rendah hati dan ketundukan kepada Allah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: