Fenomena Tanpa Bayangan, Saat Matahari di Titik Zenith dan Dampaknya bagi Indonesia

Fenomena Tanpa Bayangan, Saat Matahari di Titik Zenith dan Dampaknya bagi Indonesia

Titik zenith membuat fenomena tanpa bayangan--

4. Peningkatan Penggunaan Energi

   Suhu yang lebih tinggi membuat masyarakat lebih bergantung pada pendingin ruangan dan alat pengurang panas lainnya, meningkatkan konsumsi listrik. Kota-kota besar, seperti Jakarta, yang telah mengalami efek "pulau panas perkotaan" dapat merasakan dampaknya lebih signifikan.

5. Potensi Cuaca Ekstrem

   Peningkatan suhu udara bisa memicu perbedaan tekanan udara yang memengaruhi pola cuaca lokal. Di beberapa daerah tropis, fenomena ini dapat menyebabkan pembentukan awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan pada sore hari.

Kapan dan di Mana Titik Zenith Terjadi di Indonesia?

Indonesia, yang terletak di dekat khatulistiwa, mengalami fenomena titik zenith dua kali setahun. Pada 2024, BMKG mencatat bahwa kulminasi utama akan terjadi mulai dari Baa, NTT pada 21 Februari hingga Sabang, Aceh pada 4 April. Fenomena ini kemudian berulang dari 7 September hingga 21 Oktober, ketika matahari kembali melintasi khatulistiwa.

Titik zenith merupakan fenomena alam yang terjadi secara teratur di Indonesia, terutama di wilayah yang dekat dengan garis khatulistiwa.

BACA JUGA:Berikut Beberapa Jenis Makanan Bebas Gluten yang Baik untuk Kesehatan Pencernaan

Meskipun hanya berlangsung singkat, dampak dari fenomena ini dapat dirasakan melalui peningkatan suhu, hilangnya bayangan di siang hari, dan perubahan pola cuaca.

Masyarakat perlu menyadari potensi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, dan aktivitas sehari-hari, serta mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: