Pegawai PNM Jadi Korban Penodongan, Disini Lokasinya
Ilustrasi--
Dan meminta kedua korban untuk menyerahkan barang berharga dan uang korban, di tengah rasa takut yang berkecamuk akibat diancam senjata tajam jenis pisau itu, kedua korban hanya bisa pasrah saat keempat pelaku merampas barang berharga dan uang tunai.
Setelah mendapatkan barang berharga dan uang tunai tersebut keempat pelaku langsung kabur dan masuk kembali ke dalam hutan sebelum akhirnya menghilang, di sisi lain sepeda motor korban tidak ikut dirampas sehingga kedua korban.
BACA JUGA:Masyarakat Serbu Pasar Murah di Lapangan Sepak Bola Kelurahan Babat
BACA JUGA:16 ASN Pemprov Sumsel Ikuti Leader As Coach, Dorong Kolaborasi dan Kinerja
“Salah seorang dari keempat pelaku mengancam bakal melukai dan membuang kami ke Sungai Musi jika kami tidak menyerahkan barang berharga dan uang, kami berdua hanya bisa pasrah saat mereka merampas ponsel dan uang tunai yang merupakan uang hasil penagihan ke nasabah nilainya puluhan juta,” aku Siti, kemarin (30/10).
Untungnya, keempat pelaku rampok ini tidak ikut mengambil sepeda motor korban sehingga usai, pelaku melarikan diri dari lokasi. Kedua korban langsung kediaman kepala desa Srijaya untuk melaporkan kejadian itu.
Sayangnya, hingga kini sepertinya kedua korban belum juga melaporkan tindak perampokan mereka alami itu ke pihak berwajib.
Dikonfirmasi terkait insiden perampokan yang dialami dua karyawan PNM ‘Mekar’ ini Kapolres Banyuasin AKBP Ruri Prastowo, SIK melalui Kapolsek Rantau Bayur Iptu Afrimansyah menegaskan jika hingga kini pihaknya belum menerima laporan dari korban.
BACA JUGA:Bangun Muba dari Akar! 10 Program Unggulan Lucianty-Syaparuddin Siap Jawab Harapan Masyarakat
BACA JUGA:Bisa Ditanam di Rumah, Ini Jenis Tanaman Herbal untuk Menjaga Kesehatan Mata
“Belum ada laporan, coba nanti saya tanyakan lebih lanjut ke piket reskrim, kalau memang benar diimbau agar korban segera melapor biar dapat segera kita tindaklajuuti laporannya,” aku Afri, kemarin (30/10).
Hal senada disampaikan Camat Rantau Bayur, Syaiful yang juga mengaku belum mendapatkan laporan terkait kasus tersebut dan akan terlebih dulu melakukan pengecekan.
Lain halnya dengan Kepala Desa Srijaya, Santri yang justru membenarkan adanya kejadian perampokan yang dialami oleh kedua warga desanya yang juga karyaan PNM Mekar tersebut.
Dari informasi yang dia dapatkan keduanya baru saja pulang dari Desa Sungai Lilin hendak menuju ke rumah mereka di Desa Srijaya, tapi di tengah jalan keduanya dihentikan empat kawanan perampok yang menggunakan topeng.
BACA JUGA:Begini Cara Cek KTP NIK Dipakai Pinjol atau Tidak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: