Harga Kelapa Melonjak, Emak-emak Menjerit, Warga yang Mau Hajatan Dibuat Pusing

Harga Kelapa Melonjak, Emak-emak Menjerit, Warga yang Mau Hajatan Dibuat Pusing

Harga Kelapa Melonjak, Emak-emak Menjerit, Warga yang Mau Hajatan Dibuat Pusing--

HARIANMUBA.DISWAY.ID,- Harga kelapa di Kecamatan Sanga Desa, Kabupaten Musi Banyuasin mengalami lonjakan tajam dalam beberapa pekan terakhir.

Kenaikan ini terjadi seiring dengan meroketnya harga kelapa secara nasional yang dipicu oleh peningkatan ekspor ke luar negeri, terutama ke Cina, serta gangguan pasokan akibat cuaca ekstrem.

Pantauan wartawan koranharianmuba.com di sejumlah pasar tradisional dan pedagang keliling, harga kelapa utuh kini dijual dengan kisaran Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per butir. Sementara itu, harga kelapa parut melonjak lebih tinggi lagi, yakni antara Rp 13.000 hingga Rp 17.000 per bungkus.

Kondisi ini membuat para ibu rumah tangga dan warga yang hendak mengadakan hajatan merasa kesulitan. Pasalnya, kelapa merupakan bahan utama untuk berbagai masakan tradisional dan kebutuhan pesta rakyat seperti kenduri, sedekah, dan acara pernikahan.

BACA JUGA:Sopir Ditemukan Gantung Diri di Bak Truk, Saat Terparkir di Jalintim Depan SPN Betung

BACA JUGA:Warga Srigunung Dapat Bantuan Bedah Rumah dan Sembako

“Saya biasa beli kelapa parut Rp 7.000 – Rp 8.000, sekarang hampir dua kali lipat. Kami bingung, apalagi mau masak banyak untuk hajatan,” keluh Rina (37), warga Desa Ngulak II, saat ditemui di Pasar Kalangan.

Hal senada disampaikan oleh Sulastri (45), warga Terusan. Ia mengaku terpaksa mengurangi menu masakan berbahan dasar kelapa karena mahalnya harga saat ini.

“Biasanya bikin gulai dan sambal kelapa, sekarang terpaksa dihemat. Anak-anak sudah protes karena rasanya beda,” ujarnya.

Kenaikan ini turut berdampak pada pelaku usaha kecil seperti pedagang kue dan warung makan, yang harus memutar otak agar tetap bisa berjualan tanpa menaikkan harga secara drastis.

BACA JUGA:Sasar Rider Pemula, Harley-Davidson Merilis Moge Murah Rp 70 Jutaan

BACA JUGA:Patroli Gabungan Satpol PP, TNI dan Polri Jaga Kamtibmas di Sekayu Tetap Kondusif

Menurut pedagang kelapa keliling, kenaikan harga ini terjadi karena berkurangnya pasokan dari petani dan distributor. “Sekarang susah dapat kelapa. Cuaca bikin hasil panen menurun, ditambah banyak yang kirim ke luar negeri, terutama ke Cina. Di pasar besar pun stoknya terbatas,” ujar Suparno, pedagang asal Desa Air Balui.

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait