Saat itu Hutama Karya menawarkan teknologi konstruksi Sosrobahu, karya anak bangsa yang merupakan insinyur terbaik Hutama Karya, Ir. Tjokorda Raka Sukawati.
BACA JUGA:Menembus Bukit Barisan, Bakal Ada 5 Titik Terowongan di Tol Padang Pekanbaru
BACA JUGA:Pj Sekda Musni Wijaya Hadiri Forum Bisnis Pengembangan Proyek Strategi Daerah di Hotel Novotel
Teknologi yang digunakan dalam membangun jalan layang ini menjamin tidak akan mengganggu arus lalu lintas selama pembuatan.
Karena saat pengecoran, kepala tiang, bisa dilakukan dengan posisi sejajar arah jalan. Dengan posisi ini, maka tiang-tiang penyangga cetakan beton tidak akan menghalangi jalan di bawahnya.
Lalu setelah kepala tiang kering, posisinya bisa diputar.
Jika kepala tiang sudah diputar dengan posisi melintang jalan, maka kepala beton akan menjadi penyangga struktur jalan layang yang akan dibangun.
BACA JUGA:Komitmen Turunkan Angka Stunting, Pemkab Muba Genjot Penyaluran Bantuan Pangan Beras
BACA JUGA:Antusias Saksikan Karnaval dan Kendaraan Hias, Jalan kolonel Wahid Udin di Muba Jadi Lautan Manusia
Cukup banyak proyek jalan yang menggunakan teknik Sosrobahu ini baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Diantaranya yang cukup terkenal adalah pembangunanan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek 2 (elevated) dan proyek pembangunan jalan tol layang Metro Manila atau Metro Manila Skyway, Filipina.
Di Timor Leste, Hutama Karya telah menyelesaikan proyek jalan Oe-Cusse Paket II yang merupakan proyek dari Government of Demokratic Republic of Timor Leste.
Proyek jalan yang di kerjakan pada tahun 2015 hingga 2019 ini adalah bagian dari proyek infrastruktur yang lebih besar di Zonas Especais de Economia Social de Mercado (ZEESM).
BACA JUGA:Dua Orang Tersangka Resmi Ditahan Kejati, Kasus Dugaan KONI Sumsel
Jika melihat dari rekam jejak tersebut wajar jika pemerintah mempercayakan pembangunan tol trans sumatera ke Hutama Karya.