Kedua treatment ini memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mempersingkat pengurasan air dalam tanah sehingga konstruksi dapat segera dimulai.
Adapun dari sisi teknologi, HKI juga telah menerapkan digitalisasi konstruksi secara komprehensif seperti BIM (Building Information Modeling), dan Enterprise Resources Planning (ERP) berbasis SAP.
Kedua hal tersebut menginisiasi proses konstruksi yang efektif, mulai dari fase perencanaan hingga proses bisnis yang dapat dicatatkan secara real time.
BACA JUGA:Besok Tol Indralaya Prabumulih Dioperasikan Tanpa Tarif, Pengendara Tetap Wajib Bawa E-Toll
Untuk menunjang material konstruksi pada jalan tol ini, anak usaha Hutama Karya lainnya, PT Hakaaston (HKA) juga memberikan support material berupa Hotmix (aspal).
Precast, Ready Mix (beton), dan material Guard Rail.
Material tersebut diproduksi secara inhouse dengan menggunakan beton dari PT Semen Indogreen Sentosa (PT SIS) dan PT Bhirawa Steel yang juga merupakan bagian dari Hutama Karya Group.
Seluruh material yang digunakan dalam pekerjaan ini telah disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan.
BACA JUGA:Walikota Palembang Bakal Terbitkan Aturan, Terkait Larangan Musik Remix
BACA JUGA:Tol Trans Sumatera di Riau 15 KM Lagi Sampai Ke Sumbar, Jarak Tempuh Akan Semakin dekat
Untuk menjaga mutu juga kualitas agar hasil akhir Jalan Tol Indralaya – Prabumulih tahan lama, serta aman untuk digunakan.
Dalam rangka untuk mengejar target penyelesaian, maka dilakukan percepatan dalam pengejaran progres.
Dalam hal ini dengan keterlibatan vendor lokal sebesar 35 persen dan sisanya merupakan vendor nasional dalam negeri.
Selain itu, dalam pengerjaan proyek ini juga, sejumlah tantangan mulai keterbatasan akses dalam menyuplai barang dan material ke lokasi pekerjaan, kondisi cuaca yang tidak menentu, serta adanya soil improvement telah dilalui perusahaan.
BACA JUGA:Tol Trans Sumatera di Riau 15 KM Lagi Sampai Ke Sumbar, Jarak Tempuh Akan Semakin dekat