HARIANMUBA.COM- Fenomena titik zenith terjadi saat matahari berada tepat di atas kepala, membuat sinarnya jatuh tegak lurus ke permukaan bumi.
Pada tahun 2024, menurut informasi dari BMKG, peristiwa ini terjadi di Indonesia pada 20 Maret pukul 10.06 WIB dan 22 September pukul 19.43 WIB, saat posisi semu matahari melintasi garis khatulistiwa.
Gerak semu harian matahari terjadi karena kemiringan rotasi bumi terhadap bidang orbitnya (ekliptika), membuat posisi matahari terlihat berpindah antara 23,5° lintang utara dan selatan.
Ketika matahari mencapai titik zenith, atau posisi tegak lurus di atas khatulistiwa, beberapa wilayah di Indonesia, terutama yang berada di dekat garis khatulistiwa seperti Pontianak, akan mengalami hari tanpa bayangan.
BACA JUGA:Sudah Mulai Dikerjakan, Begini Perkembangan Pembangunan Tol Betung - Tungkal Jaya
Bayangan benda tegak akan menghilang karena sinar matahari datang langsung dari atas, tanpa sudut kemiringan
Dampak Titik Zenith di Indonesia
1. Peningkatan Suhu Udara
Posisi matahari yang tegak lurus menyebabkan panasnya lebih terasa karena sinar yang diterima bumi lebih terfokus. Hal ini menyebabkan suhu udara di wilayah-wilayah yang mengalami titik zenith menjadi lebih tinggi dibandingkan hari-hari biasa, terutama pada siang hari.
2. Hari Tanpa Bayangan
Fenomena ini terjadi saat matahari berada tepat di atas kepala, menyebabkan bayangan dari benda-benda tegak, seperti tiang atau pohon, akan hilang. Di Indonesia, hari tanpa bayangan berlangsung singkat dan hanya terjadi di wilayah tertentu yang dilalui matahari saat mencapai titik zenith.
3. Pengaruh pada Aktivitas Pertanian
Intensitas panas yang lebih tinggi saat titik zenith dapat memengaruhi sektor pertanian, terutama pada tanaman yang rentan terhadap stres panas. Petani harus memperhatikan periode ini untuk mengatur pola tanam dan irigasi agar tanaman tidak rusak karena suhu yang meningkat.
BACA JUGA:Inilah 5 Aplikasi Dompet Digital Terpercaya, Untuk Transaksi Aman dan Mudah
4. Peningkatan Penggunaan Energi