Dua Pimpinan Ponpes NTB Redupaksa Puluhan Santriwati, Alasannya Sungguh Tidak Akal

Dua Pimpinan Ponpes NTB Redupaksa Puluhan Santriwati, Alasannya Sungguh Tidak Akal

Ilustrasi kasus pencabulan anak. Foto: ngopibareng--

HARIANMUBA.COM,- Dua orang Pimpinan Ponpes NTB Redupaksa Puluhan Santriwati, Alasannya Sungguh Tidak Akal.

Sungguh miris, apa yang dilakukan oleh dua pimpinan sebuah pondok pesantren Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Bagaimana tidak keduanya tega merdupaksa puluhan santri.

Dua orang tersebut berinisial HSN dan LM, mereka pun sudah dilaporkan ke pihak kepolisian.

BACA JUGA:16 Calon Jemaah Haji Ogan Ilir Tunda Keberangkatan, Ini Alasannya

BACA JUGA:Mentri Agama Ingatkan Jemaah Haji Tidak Bawa Jimat, Nanti Terjerat Pasal di Arab Saudi

Jumlah korban redupaksa dari keduanya mencapai sekitar 41 santriwati.

Kedua pimpinan Ponpes ini menjadi bahan perbincangan setelah keduanya ditangkap.

Pengakuan tidak masuk akal, Pasalnya, kedua tersangka cabul tersebut menyatakan bahwa perbuatannya itu merupakan restu dari Nabi.

"Bahkan, LM mengatakan jika perbuatan bejatnya itu adalah restu dari nabi," ungkap Ketua Lembaga Studi Bantuan Hukum NTB, Badaruddin, dilansir dari SUMEKS.CO yang mengutip dari berbagai sumber, Rabu, 24 Mei 2023.

BACA JUGA:KABAR GEMBIRA Gaji 13 PNS Banyuasin Segera Cair, Ini Jadwalnya

BACA JUGA:Melalui Program CSR, PT Hindoli Bantu Bangun Gedung ICU RSUD Sungai Lilin

Badaruddin menambahkan, untuk melancarkan aksinya, kedua Pimpinan Ponpes di Lombok Timur ini sengaja membuka kelas khusus "pengajian seks". Kelas ini ditujukan kepada santriwati-santriwati yang memang sudah diincar oleh para tersangka.

"Dari kelas pengajian itu, para santriwati yang jadi korbannya rata-rata berusia 15 sampai 16 tahun. Mereka semua diajarkan bagaimana caranya berhubungan intim dalam kelas pengajian seks tersebut," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: