Kapolres Muratara dan Rombongan Berkunjung Ke Kampung Suku Anak Dalam, Ini Himbauannya

Kapolres Muratara dan Rombongan Berkunjung Ke Kampung Suku Anak Dalam, Ini Himbauannya

Kapolres Muratara saat mengunjungi Kampung Suku Anak Dalam--

“Kami sempat memberikan bantuan sembako yang berasal dari rombongan ibu-ibu Bhayangkari, semoga bisa bermnfaat dan bisa membantu bagi keberlangsungan hidup mereka,” timpalnya.

Kapolres juga menyatakan pihaknya ingin menjalin hubungan yang baik dengan suku Anak Dalam dan memberikan dukungan.

BACA JUGA:Pj Bupati Apriyadi Dorong Lebih Maksimal Penanganan AIDS Tuberkulosis dan Malaria

BACA JUGA:Ini Perkembangan Land Clearing Untuk Ruas Tol Betung Jambi, Kebanyakan Areal Perkebunan

Ferly juga berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat suku Anak Dalam dan meningkatkan kepercayaan mereka terhadap aparat kepolisian.

Sementara, istri Kapolres Muratara, Windya Ferly menyampaikan pentingnya solidaritas dan empati terhadap suku Anak Dalam.

“Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita di Suku Anak Dalam. Mari kita jaga kebersamaan dan terus berbagi kebaikan kepada sesama,” tutupnya.

Sebelumnya, kepala Suku warga SAD Muratara, Jafarin mengatakan, secara turun temurun dan lintas generasi mereka sudah diajarkan leluhur mereka untuk patuh dan taat serta mendukung sepenuhnya kemerdekaan.

BACA JUGA:28 Ekor Rusa di Penangkaran Pertamina Palembang Ditemukan Mati, Ternyata Diserang Hewan Ini

BACA JUGA:Batal Diresmikan Presiden Jokowi, Kapan Tol Indralaya Prabumulih Dibuka?

Mereka mengaku tidak menuntut banyak dari negara dan hanya meminta ruang lingkup untuk bertahan hidup.

“Warga SAD ini tinggal di hutan-hutan, tapi hutan sekarang banyak jadi kebun kebun perusahaan. Sudah susah nyari makan, sampai sekarang masih banyak warga kami bertahan di dalam hutan, tapi ado jugo sebagian yang balik ke perkampungan” katanya.

Pihaknya hanya berharap, ada solusi dari negara untuk memberikan lahan khusus bagi warga SAD agar bisa bertahan hidup. Sehingga tidak lagi terganggu dengan keberadaan kebun kebun milik perusahaan.

“Warga SAD idak ado lahan, kalau hutan digusur bukak kebun oleh perusahaan. kami diusir-usir lagi, idak biso lagi nyari makan,” tutupnya.(zul)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: