Hari Kependudukan Dunia 2023, Kepala BKKBN: Masyarakat Jadi Kuat Saat Perempuan dan Anak Diberdayakan

Hari Kependudukan Dunia 2023, Kepala BKKBN: Masyarakat Jadi Kuat Saat  Perempuan dan Anak Diberdayakan

Dr. (HC), dr. Hasto Wardoyo Sp.OG(K)--

Hal ini seringkali membuat mereka tidak bisa mencapai rencana reproduksi dan kesuburan yang mereka inginkan.

Ketidaksetaraan gender juga meningkatkan kerentanan perempuan dan anak perempuan terhadap kekerasan, praktik-praktik berbahaya dan kematian ibu yang sesungguhnya dapat dicegah.

BACA JUGA:Atlet Senam Muba Raih Prestasi, Ajang Tingkat Nasional

BACA JUGA:Aryanto Misel Siap Lepas Nikuba Ke Pihak Asing, Asal Ada Kompensasi 15 Miliar

Fakta yang diunjukkan PBB menunjukkan lebih dari 40 persen perempuan di seluruh dunia tidak dapat mengambil keputusan tentang kesehatan seksual dan reproduksi serta hak-hak reproduksi. 

Hanya satu dari empat perempuan di negara berpenghasilan rendah dan menengah bisa mewujudkan kesuburan yang mereka inginkan.

Fakta lain, secara global diketahui seorang perempuan meninggal setiap dua menit karena hamil atau melahirkan.  

Dalam situasi konflik, jumlah kematian dua kali lebih tinggi. Di Indonesia, seorang ibu meninggal hampir setiap jam akibat komplikasi kehamilan dan persalinan ( Long Form Sensus Penduduk 2020).

BACA JUGA:Profil Maulana Fatahillah Adzima, Anak Muda Yang Diterima Di 21 Universitas Diluar Negeri

BACA JUGA:Dinkominfo Muba Dan Telkomsel Blusukan, Cek Area Yang Tidak Tercover Sinyal 4G

Potret miris lainnya, sepertiga perempuan pernah mengalami kekerasan pasangan intim, kekerasan seksual non-pasangan, atau keduanya. 

Di Indonesia, satu dari empat perempuan pernah mengalami kekerasan oleh pasangan atau bukan pasangannya seumur hidup (Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional Indonesia/SPHPN 2021).

Demikian pula, sebanyak 9,23 persen perempuan usia 20-24 tahun menikah sebelum berusia 18 tahun (Survei Sosial Ekonomi Nasional/Susenas 2021). 

Hanya enam negara yang memiliki 50 persen atau lebih perempuan di parlemen. Lebih dari dua pertiga dari 800 juta orang di dunia yang tidak bisa membaca adalah perempuan.

BACA JUGA:Aryanto Misel Ngaku Bersyukur Nikuba Buatannya Tidak Dibawa Saat Di Italia, Ini Alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: