Sering Memeriahkan HUT RI, Ternyata Begini Sejarah Perlombaan Bidar
Lomba bidar--
BACA JUGA:Bali Berada di Urutan Ke 3, Pulau Terbaik di Dunia Travel and Leisure
Kini, tampilan perahu bidar sedikit berbeda dengan masa Kesultanan Palembang.
Ada dua jenis yang kini dikenal pertama, perahu bidar berprestasi, yang memiliki panjang 12,70 meter, tinggi 60 cm dan lebar 1,2 meter.
Jumlah pendayung 24 orang, terdiri dari 22 pendayung,1 juragan serta 1 tukang timba air.
Jenis kedua perahu bidar tradisional, yang memiliki panjang 29 meter, tinggi 80 cm serta lebar 1,5 meter. Jumlah pendayung 57 orang, terdiri dari 55 pendayung, 1 juragan perahu serta 1 tukang timba air.
BACA JUGA:Jemaah Masjid di Gelombang Ini, Mendapat Bantuan Mobil Ambulance
BACA JUGA:Kerja Sama Dengan Perusahaan Batubara, BUMdes Arta Mulya Mekar Jadi Bentuk Terminal Parkir Terpadu
Namun ada versi lain juga menyebutkan terkait sejarah Bidar ini.
Lomba perahu bidar bermula dari lomba bidar antara dua pangeran Palembang dan seorang pemuda dari uluan,
memperebutan gadis bernama Dayang Merindu.
Namun, tragisnya, kedua pemuda tersebut tewas karena kelelahan, sementara Dayang Merindu bunuh diri karena kesedihan.
BACA JUGA:Tim Gabungan Kejati Bengkulu Tangkap Tiga Orang di Jakarta, Ini Kasusnya
BACA JUGA:Pemilik Tidak Ada Ditempat, Tim Gabungan Tertibkan Masakan Minyak Illegal
"Ada sebuah legenda rakyat dari zaman dulu yang menceritakan tentang Dayang Rindu atau Dayang Merindu. Dua ksatria atau laki-laki ingin menikahi Dayang Rindu, tapi karena dia suka pada keduanya dan tidak bisa memilih, Dayang Rindu memutuskan untuk mengadakan perlombaan dayung perahu," ungkap sejarahwan Sumsel, Kemas AR Panji dikutip dari Sumeks.co
Sayangnya, keduanya pemuda kesatria tersebut sama-sama kelelahan dan tidak ada yang menang lomba bidar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: