Warga Rimba Rakit, Desa Sukamaju Babat Supat Keluhkan Angkutan Batubara PT Baturona, Ini Dampak Yang Dirasakan

Warga Rimba Rakit, Desa Sukamaju Babat Supat Keluhkan Angkutan Batubara PT Baturona, Ini Dampak Yang Dirasakan

Debu yang diakibatkan angkutan batubara dikeluhkan warga--

“Jawaban dari KTT baik pak terima kasi, akan kami sampaikan ke Pimpinan pelabuhan. Namun hingga kini belum ada respon cepat turun kelapangan cek lokasi," jelasnya.

"Kami hanya ingin Perusahaan turun ke lapangan dan cek situasi dan mencari solusi bersama, kalau tidak ada tindak lanjut tentu warga akan melaporkan ke Dinas-dinas terkait bahkan sampai ke Bupati dan Gubernur." tegasnya.

BACA JUGA:Hadirnya Tol, Diprediksi Bisa Tarik Wisatawan Ke Jambi, Yuk Intip Lokasi Wisata di Provinsi Ini

BACA JUGA:Jika Tol Betung - Jambi Sudah Selesai, Inilah Waktu Perjalanan Jambi Palembang, Bisa Memangkas Waktu

Ketua RT 03 Dusun II Rimba Rakit Desa Sukamaju Herman menyebut ada 12 rumah yang mengalami keretakan bangunan dari dampak getaran.

“Kami sudah pernah mendata pada tahun 2022 lalu ada sekitar 12 rumah yang mengalami keretakan bangunan, saat ini belum kami data lagi kemungkinan bertambah” Kata Herman.

Dari keretakan bangunan tersebut sudah pernah dilaporkan kepada perusahaan terkait dan warga terdampak sudah pernah menerima kompensasi yang menurut warga tidak sesuai.

“Setelah pendataan kerusakan bangunan sudah kami laporkan ke perusaahaan namun kompensasinya tidak sesuai. Setiap rumah hanya diberi kompensasi sebesar Rp.500.000 itu tidak sebanding dengan bangunan kami yang rusak” Ujar Herman Ketua RT dan Juga Selaku Korban yang rumahnya terdampak getaran mobil angkutan batubara.

BACA JUGA:Membanggakan, Dokter RSUD Sekayu Terima Penghargaan, Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Nasional Tahun 2023

BACA JUGA:Tulisan Misterius di Bilah Pedang Bad ke - 15 Belum Terpecahkan, Lihat Penampakannya Saat Perama Dipamerkan

“Debu yang tebal dijalan terutama simpang pelabuhan dan getaran yang timbul karena bertambahnya mobil angkutan batubara yang keluar masuk.” Terang Herman.

Sementara itu, Zulkipli pemilik usaha warung makan Putri Bungsu mengaku mengalami penurunan Omzet penjualan akibat banyak debu di jalan simpang pelabuhan baturona.

“Dari beberapa bulan terakhir warung makan kami mengelami penurunan omzet, pelanggan sungkan mau mampir makan karna banyak debu, hampir tiap waktu bahkan tiap jam kami sudah bersihkan tapi itulah tetap kalah sama debu.” ungkapnya.

Ia menuturkan Pihak Perusahaan Baturona memang sudah melakukan penyiraman dengan waktu tertentu namun cara itu dinilai kurang efektif.

BACA JUGA:Entaskan Kemiskinan di Kabupaten Musi Banyuasin, Berikut 7 Jurus Jitu Pj H Bupati Apriyadi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: