Sepi Pembeli, Pedagang Kalangan di Sanga Desa Mengeluh

Sepi Pembeli, Pedagang Kalangan di Sanga Desa Mengeluh

Pedagang Kalangan di Sanga Desa Sepi Pembeli--

HARIANMUBA.COM,- Sepi Pembeli, Pedagang Kalangan di Sanga Desa Mengeluh.

Sejumlah pedagang di Pasar Kalangan Ngulak Kecamatan Sanga Desa mengeluhkan mengenai kondisi pasar yang sepi akan pembeli.

Menurut mereka dalam beberapa pekan terakhir baik pengunjung maupun pembeli di Pasar Kalangan Ngulak terus menurun.

Hal ini menurut dugaan mereka dikarenakan dampak dari beroperasi nya Pasar Kalangan yang ada di Dusun Muara Rawas Desa Terusan dan di Desa Nganti.

“Ya, mungkin karena pada hari Minggu sudah ada pasar kalangan di Desa Terusan dan hari Senin ada Pasar Kalangan di Desa Nganti sehingga kebutuhan masyarakat baik itu lauk pauk atau lainnya sedikit bisa terpenuhi dari sana," ungkap Amaludin salahsatu pedagang, warga Kelurahan Ngulak I saat dibincangi.

BACA JUGA:Wajib Diketahui, Inilah Tips Mengelola Keuangan Era Digital Dari OJK

BACA JUGA:Kabupaten Pali Menyusul Berlakukan Siswa Belajar Daring, Muba Hanya Berlakukan Pengurangan Jam Belajar

"Hal ini tentu akan berpengaruh pada pedagang yang berjualan di Pasar Kalangan Ngulak saat hari Selasa, sebab belanja harian atau mingguan masyarakat terutama daerah sana sudah terpenuhi saat hari Minggu dan Senin,” tambahnya.

Ia mengatakan bahwa penurunan jumlah pembeli di lapak miliknya dalam beberapa pekan terakhir berkisar sekitar tiga puluh persen.

“Mungkin sekitar tiga puluh persen penurunan pembeli. Biasanya Ikan Salai atau pun Ikan Asin itu rata-rata laku sekitar 5-7 Kg sekarang paling maksimal hanya 4 – 6 kg saja,” tuturnya.

Sementara itu pedagang lain yakni Suni (30) juga mengatakan hal yang senada, menurutnya selain karena pasar kalangan Desa Terusan dan Desa Nganti, penurunan jumlah pembeli juga dipengaruhi oleh harga karet yang hingga saat ini belum stabil.

BACA JUGA:Yuk! Intip Spesifikasi dan Harga Terbaru Isuzu Panther Reborn 2023, Ternyata Unggulkan Bagian Ini

BACA JUGA:DPR RI Setujui PMN ASDP Senilai Rp 388 Miliar, Untuk 12 Unit Kapal

“Harga karet sekarang kan masih murah, sedangkan sebagian besar masyarakat kita penghasilannya dari menyadap karet. Sehingga jika harga karet murah maka daya beli juga menurun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: