Angkat Kearifan Lokal, Film Pendek 'Patah Lamban' Karya Siswa SMK Muhammadiyah Sekayu Dapat Penghargaan
Penyerahan piagam penghargaan untuk karya Film Pendek Patah Lamban--
SEKAYU, HARIANMUBA.COM - Sebuah film pendek berjudul Patah Lamban karya siswa-siswi SMK Muhammadiyah Sekayu berhasil mendapatkan penghargaan diajang Muba Film Festival 2023.
Film pendek berdurasi sekitar 5 menit 54 detik tersebut diganjar penghargaan oleh Komunitas Muba Muda Berkarya (MMB) selaku penyelenggara kegiatan festival.
Patah Lamban secarah harfiah berarti Patah Titian, dalam istilah bahasa Sekayu Patah Lamban merupakan ungkapan yang berarti Patah Hati. Film ini sendiri menceritakan tentang sepasang sejoli bernama Adit dan Ratih yang terpaksa berpisah karena orangtua Adit mengajaknya pindah ke Batam.
Berpegang teguh dengan janji Adit untuk kembali padanya, Ratih kemudian dengan setia menunggu kepulangan Adit hingga bertahun lamanya.
Pinangan dari seorang pemuda bernama Aldo kepada Ratih, secara mentah ia tolak demi cintanya kepada Adit.
Singkat cerita setelah 7 tahun, Adit memang kembali ke Sekayu. Namun, bukan untuk menunaikan janjinya kepada Ratih, tetapi bermaksud memperkenalkan seorang wanita yang telah ia sunting di Kota Batam.
Kepala SMK Muhammadiyah Sekayu Marzuki SE melalui guru pembimbing ekstrakurikuler Teater, Pijai Sardoni SE, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini Kamis (30/11/2023) mengaku bersyukur atas penghargaan terhadap karya hasil anak-anak ekskul Teater.
"Alhamdulillah kami sangat bersyukur atas penghargaan ini. Karena dengan adanya penghargaan ini membuat siswa lebih semngat lagi untuk berkarya. Terimakasih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pelestarian Kebudayaan dan juga Komunitas Muba Muda Berkarya atas apresiasinya kepada karya siswa kami," ungkapnya.
BACA JUGA:7 Rekomendasi HP Lipat Terbaru yang Canggih dan Unik
Cerita film Patah Lamban sendiri menurut Pijai berasal dari aiswa yang hobi menulis cerita, kemudian dikembangkan menjadi skenario film.
"Dari skenario film, proses syuting, editing semua dikerjakan oleh siswa. Kami guru pembimbing hanya mengarahkan dan memberikan sedikit koreksi pada hal yang kurang saja, misalnya kalau editingnya kurang bagus," ujarnya.
Pijai menjelaskan, proses syuting film Patah Lamban berlangsung selama satu hari penuh dan mengambil latar di salahsatu ikon Kota Sekayu yaitu Sekayu Waterfront.
"Proses syuting seharian penuh, dari pagi hingga jam 4 sore. Hal yang berkesan selama syuting, yakni kondisi cuaca yang kebetulan hujan rintik-rintik. Sehingga bisa membantu siswa mendalami peran karena terbawa suasana sendu. Selesai syuting, baru proses edit selama dua hari," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: