5 Film Layar Lebar Indonesia dengan Jumlah Penonton Paling Sedikit tahun 2023
5 Film Layar Lebar Indonesia dengan Jumlah Penonton Paling Sedikit--
Keesokannya Abi di temukan warga sekitar dan membawanya ke rumah Pak Kades, yang dimana Pak Kades ini mampu mengobati seseorang dengan obat obatan herbal.
Dibantu oleh anaknya yang bernama Siska, Pak kades merawat Abi sampai sembuh, Apakah yang terjadi pada Abi setelah Abi tinggal berhari hari di rumah Pak Kades? Seperti apakah sosok Siska, anak dari Pak Kades di mata Abi?
5. Kartu Pos Wini (5.057 Penonton)
Dengan jumlah penonton 5.057, Kartu Pos Wini harus bersaing dengan film-film lain yang mungkin lebih menarik perhatian.
Bercerita tentang Ruth Dewayani yang harus kembalikan kartu pos beralamat surga, teruntuk: Tuhan. Wini pengirimnya.
Kebijakan kantornya, surat tanpa alamat harus dikembalikan. Ruth batalkan kembalikan kartu pos setelah tahu Wini terdiagnosis leukimia. Surat untuk Tuhan menjadi harapan Wini juga pasien kanker mendapatkan kesembuhan.
BACA JUGA:Libur Nataru Usai, Dua Ruas Tol Trans Sumatera Ini Kembali Ditutup, Catat Ini Jadwalnya
Reza Asa Permana, dokter dan sahabat pena Ruth selama 18 tahun di Belanda, bersedia membantu mencarikan sponsor pengobatan untuk Wini. Krisna, teman masa kecil Ruth, fotografer dan relawan di yayasan kanker, ragu membawa Wini ke Belanda.
Terselip juga rasa cemburu Krisna terhadap Reza. Bagi Krisna, cinta lewat surat menyurat adalah omong kosong. Ruth tidak peduli. Wini akhirnya mendapatkan sponsor pengobatan. Sayang, kematian Wini lebih cepat dibanding pengobatannya ke Belanda.
Reza Asa Permana, dokter dan sahabat pena Ruth selama 18 tahun di Belanda, bersedia membantu mencarikan sponsor pengobatan untuk Wini. Krisna, teman masa kecil Ruth, fotografer dan relawan di yayasan kanker, ragu membawa Wini ke Belanda.
Terselip juga rasa cemburu Krisna terhadap Reza. Bagi Krisna, cinta lewat surat menyurat adalah omong kosong. Ruth tidak peduli. Wini akhirnya mendapatkan sponsor pengobatan. Sayang, kematian Wini lebih cepat dibanding pengobatannya ke Belanda.
BACA JUGA:Sidang Perdana Kasus Pembunuhan Adik Bupati Muratara Digelar, Sejumlah Aparat Kepolisian Disiagakan
Meskipun berada di urutan ini, perlu diingat bahwa keberhasilan sebuah film tidak selalu dapat diukur dari jumlah penonton semata.
Faktor lain seperti kritik, festival film, dan penghargaan juga memainkan peran penting dalam menilai keberhasilan suatu karya perfilman.
Semoga, ke depannya, industri film Indonesia terus berkembang dengan karya-karya yang semakin berkualitas dan dapat menjangkau lebih banyak penonton.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: