Hikmah Dirahasiakannya Malam Lailatul Qadar

Hikmah Dirahasiakannya Malam Lailatul Qadar

Ilustrasi--

BACA JUGA:8 Ribu ASN dan PPPK Banyuasin Dapat THR

Terkait ketetapan malam Lailatul Qadar, terjadi perbedaan pendapat. 

Ada banyak sekali pendapat tentangnya. Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 1449 M) dalam Fathul Bari menghimpun sebanyak kurang lebih 45 pendapat. 

Hanya saja, menurut Ibnu Hajar, pendapat yang paling unggul adalah yang mengatakan terjadi pada tanggal-tanggal ganjil.

Lebih spesifik lagi, Imam Syafi'i mengatakan bahwa tanggal 21 dan 23 Ramadhan yang paling potensial. 

BACA JUGA:Miris, Siswa di Muba terpaksa Numpang Naik di Bak Truk

Lain lagi dengan pendapat mayoritas ulama yang mengatakan malam tanggal 27 Ramadhan. 

Pendapat yang terakhir ini juga didukung oleh Syekh Nidzamuddin an-Naisaburi dalam Graraib al-Qur’an wa Raghaib al-Furqan. (Lihat Fathul Bari, juz 5, hal. 569)

Tentu, ada hikmah agung di balik dirahasiakannya malam agung itu. 

Berikut penulis paparkan beberapa pendapat ulama terkait hikmah agung tersebut. 

BACA JUGA:Struktur Tanah Berubah Pasca Banjir, Sebabkan Rumah Warga Desa Teluk Kijing 1 Roboh

Syekh Fakhruddin al-Razi dalam Mafatih al-Ghaib menjelaskan, bahwa dalam beberapa hal terkait waktu memperoleh keutamaan dan balasan pahala besar dalam ibadah, sengaja Allah rahasiakan agar manusia berlomba-lomba memperolehnya. 

Di mana pun dan kapan pun. Tanpa memandang waktu ataupun tempat tertentu.

Berikut al-Razi menjelaskan,

أنه تعالى أخفى هذه الليلة لوجوه أحدها: أنه تعالى أخفاها، كما أخفى سائر الأشياء، فإنه أخفى رضاه في   الطاعات، حتى يرغبوا في الكل، وأخفى الإجابة في الدعاء ليبالغوا في كل الدعوات، وأخفى الاسم الأعظم   ليعظموا كل الأسماء، وأخفى في الصلاة الوسطى ليحافظوا على الكل، وأخفى قبول التوبة ليواظب المكلف على   جميع أقسام التوبة، وأخفى وقت الموت ليخاف المكلف، فكذا أخفى هذه الليلة ليعظموا جميع ليالي رمضان.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: