Kue Putu, Masih Jadi Idola Bagi Warga Desa Ngulak Kecamatan Sanga Desa

Kue Putu, Masih Jadi Idola Bagi Warga Desa Ngulak Kecamatan Sanga Desa

Pedagang Kue Putu Keliling di Sanga Desa--

HARIANMUBA.COM,- Kue Putu, Masih Jadi Idola Bagi Warga Desa Ngulak Kecamatan Sanga Desa.

Suara suitan nyaring terdengar dari sebuah sepeda motor yang terparkir di Simpang 4 Puskesmas Ngulak pada Sabtu 31 Maret 2024.

Uap panas tampak mengepul dari salah satu bagian gerobak yang dibawa oleh sepeda motor tersebut. 

Pada salahsatu sisi gerobak tertulis ‘Kuwe Putu’ dengan cat berwarna kuning. Rupanya itu merupakan gerobak penjual Kue Putu keliling.

BACA JUGA:Inilah Kondisi Jembatan Teluk di Muba, Saat Ini, Warna Cat Pudar, Ditumbuhi Lumut

BACA JUGA:Puluhan Kendaraan Mogok Usai Ngisi BBM di SPBU Lubuk Linggau, Ini Hasil Investigasi Pihak Pertamina

Jajanan yang terbuat dari tepung beras dicampur dengan sari pandan dan gula merah ini memang sudah sangat jarang ditemui. 

Sebagian masyarakat, terutama anak-anak yang lahir dalam satu dekade belakangan ini mungkin tidak tahu betapa lezatnya jajanan yag dimasak dalam tabung bambu dan diuapkan pada alat masak khusus yang dapat mengeluarkan bunyi seperti peluit ini.

Beruntung wartawan koran ini, dapat mewawancarai Karno (40) salahsatu penjual Kue Putu keliling yang masih bertahan di era sekarang ini. Pria yang sekarang tinggal di Kelurahan Muara Lakitan Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi rawas ini mengatakan bahwa peminat Kue Putu saat ini tergolong masih cukup banyak.

“Alhamdulillah, peminat Kue Putu masih banyak. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa ada. Bahkan dalam waktu 5 jam saja 4 kg tepung beras yang saya jadikan adonan Kue Putu itu selalu habis terjual,” ungkapnya.

BACA JUGA:Hari Raya Idul Fitri 1445 H Segera Tiba, Penjual Kue Kering Mulai Bermunculan di Pasar Kalangan

BACA JUGA:Harap Jadi Perhatian, Pemudik Tidak Dianjurkan Melintasi Jalur Alternatif Mura - Pali, Ini Penyebabnya

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa dalam semalam ia bisa mengantongi uang hingga ratusan ribu rupiah, jika dagangan yang ia bawa habis terjual.

“Kalau habis semua dalam semalam itu bisa dapat Rp 350 ribu, tapi kalau sedang sepi paling-paling cuma bawa pulang uang antra Rp 150 ribu – Rp 200 ribu saja,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: