PVD adalah teknologi drainase vertikal berbentuk lembaran plastik yang berfungsi untuk mempercepat pengurasan air dalam tanah.
Selain itu, Treatment Preloading juga dilakukan dengan cara memberikan beban di atas tanah sebelum pembangunan struktur yang berfungsi untuk menurunkan kadar air dalam tanah.
Kedua treatment ini memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mempersingkat pengurasan air dalam tanah sehingga konstruksi dapat segera dimulai.
BACA JUGA:Rumah Warga Desa Ngunang Retak-retak, Diduga Dampak Kerusakan Jalinteng, Siapa Tanggung Jawab?
BACA JUGA:Mobil Pengangkut Minyak Terbakar di Desa Bailangu Muba
Adapun dari sisi teknologi, HKI juga telah menerapkan digitalisasi konstruksi secara komprehensif seperti BIM (Building Information Modeling), dan Enterprise Resources Planning (ERP) berbasis SAP.
Kedua hal tersebut menginisiasi proses konstruksi yang efektif, mulai dari fase perencanaan hingga proses bisnis yang dapat dicatatkan secara real time.
Untuk menunjang material konstruksi pada jalan tol ini, anak usaha Hutama Karya lainnya, PT Hakaaston (HKA) juga memberikan support material berupa Hotmix (aspal).
Precast, Ready Mix (beton), dan material Guard Rail.
BACA JUGA:Warga Betung Nekat Gantung Diri Dipohon Jambu, Ini Dugaan Penyebabnya
BACA JUGA:Buruan! Ikuti Sayembara Membuat Slogan dan Survei Untuk Muba 2045, Berhadiah Handphone Loh
Material tersebut diproduksi secara inhouse dengan menggunakan beton dari PT Semen Indogreen Sentosa (PT SIS) dan PT Bhirawa Steel yang juga merupakan bagian dari Hutama Karya Group.
Seluruh material yang digunakan dalam pekerjaan ini telah disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan.
Untuk menjaga mutu juga kualitas agar hasil akhir Jalan Tol Indralaya – Prabumulih tahan lama, serta aman untuk digunakan.
Dalam rangka untuk mengejar target penyelesaian, maka dilakukan percepatan dalam pengejaran progres.
BACA JUGA:Antisipasi Kekeringan di Muba, Ini Intruksi PJ Bupati Kepada Seluruh Camat