HARIANMUBA.COM - Candi Muarajambi menjadi salah satu destinasi edukasi favorit wisatawan.
Data kunjungan menunjukkan bahwa Candi Muarajambi mampu menarik ribuan pengunjung setiap tahun, baik wisatawan domestik maupun internasional.
"Itu menandakan pentingnya situs situs ini sebagai destinasi edukasi dan budaya," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Fitra Arda dalam diskusi kebijakan pendidikan dan kebudayaan dengan media massa, Sabtu (3/2).
Dia mengungkapkan melalui pengakuan dan usulan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO, Candi Muarajambi mendapatkan perhatian internasional yang lebih luas, memperkuat posisinya sebagai salah satu situs bersejarah penting di dunia.
BACA JUGA:Viral, Pria di Banyumas Meninggal, Usai Habiskan 5 Buah Durian
BACA JUGA:Apple Bakal Memperluas Portofolio Produknya ke Gawai Lipat
Berdasarkan penelitian arkeologis, Candi Muarajambi diperkirakan sekitar abad ke-7 hingga ke -13, selaras dengan periode kejayaan kerajaan Sriwijaya Era ini menandai salah satu puncak perdagangan dan kebudayaan di Asia Tenggara.
"Kompleks Candi Muarajambi mencakup area sekitar 3.981 hektare ini menjadikan situs ini sebagai salah satu kompleks cagar budaya terluas di Asia Tenggara dengan sejumlah besar struktur dan artefak yang masih terpelihara," terang Fitra.
Kompleks ini terdiri dari sekitar 82 struktur termasuk candi utama dan bangunan pendukung.
Beberapa candi penting di antaranya adalah Candi Tinggi, Candi Gumpung, dan Candi Kedaton, yang masing-masing memilih keunikan arsitektural serta historis.
BACA JUGA:Kecelakaan Air di Sumsel, 3 Orang Meninggal, 3 Orang Dinyatakan Hilang
BACA JUGA:Waspada! Minuman Ini Sebaiknya Dihindari oleh Penderita Diabetes, Agar Gula Darah Tetap Stabil
Kepala Unit Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Agus Widiatmoko menambahkan Candi Muarajambi telah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional oleh pemerintah Indonesia.
Selain itu, terdaftar dalam tentative list warisan dunia UNESCO sejak 2009 yang menegaskan pentingnya pelestarian situs ini.
Dia mengungkapkan saat ditetapkan menjadi Kawasan Cagar Budaya Nasional Candi (KCBN) Muarajambi, masyarakat sekitar sempat waswas mata pencahariannya hilang.