Ketika musim hujan tiba masyarakat dengan kompak dan saling gotong royong untuk mengundang Nugal atau Ngicir.
BACA JUGA:Tak Bisa Bela Timnas Indonesia, Jordi Amat Sangat Sedih
BACA JUGA:Catat Sejarah, Ini Pembalap Thailand Pertama yang Berlaga di MotoGP
Adapun Proses Nugal atau Ngicir menurut kebiasaan sebelum melakukan kegiatan tersebut, para masyarakat di jamu dengan memberi makan ketan lengkap dengan srundeng kelapa dan minum terlebih dahulu.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan memakai sebatang kayu (Tongkat Kayu) yang dibawahnya di tajam atau di lancipkan yang berfungsi untuk membuat lobang dengan cara menujah bagian dari tanah yang akan di tanam tanaman tersebut.
Istilah Nugal ini berasal dari nenek moyang setelah Indonesia merdeka, masyarakat turun ke halaman untuk menanam padi untuk memenuhi sebuah kebutuhan hidup di masa itu.
Hal ini masih tetap utuh dan menjadi sebuah tradisi yang masih kental di kehidupan masyarakat Sungai Keruh, walaupun saat ini sudah memasuki era modern atau era revolusi industri 4.0 tradisi ini tidak punah di makan waktu.
BACA JUGA:Guru vs Teknologi, Siapa Pemenangnya dalam Dunia Pendidikan
BACA JUGA:ThinkPad X1 Carbon Gen 11, Berikut Spesifikasinya
2. Bekarang
Bekarang adalah tradisi menangkap ikan secara beramai-ramai dengan menggunakan alat tradisional tangkul atau anco.
Tradisi ini kini telah dikembangkan dan menjadi salah satu cara promosi wisata di Musi Banyuasin.
Menangkap ikan dengan cara yang ramah lingkungan bukan dengan cara sebaliknya (racun, peledak, setrum, dll)
BACA JUGA:Dua Hari Lagi, Beli BBM Pertalite Mulai Gunakan QR Code, Begini Cara Daftarnya
BACA JUGA:Nissan Serena e-Power Melantai di GIIAS Surabaya 2024, Ini Teknologi Canggihnya
3. Ningkuk