Produksi ASI bekerja berdasarkan prinsip supply and demand (penawaran dan permintaan). Semakin sering bayi menyusu atau ASI diperah, maka produksi ASI akan semakin meningkat.
Sebaliknya, jika bayi jarang menyusu atau ibu tidak memerah ASI dengan rutin, produksi ASI dapat menurun dan menghambat pengeluaran ASI.
7. Tidak Mendapatkan Dukungan yang Cukup
Proses menyusui membutuhkan dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan sekitar. Ibu yang tidak mendapatkan dukungan dari pasangan, keluarga, atau tenaga medis, mungkin merasa cemas atau tidak percaya diri dalam menyusui.
BACA JUGA:Areal Prumnas Kota Sekayu Terancam Tenggelam, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:MAN 1 Muba Gelar Aksi Projek P5P2RA dengan Inovasi Teknologi dan Rekayasa Siswa
8. Produksi ASI yang Terhambat pada Hari-Hari Awal
Pada hari-hari pertama setelah melahirkan, tubuh ibu biasanya memproduksi kolostrum, yaitu ASI pertama yang kaya akan antibodi.
Kolostrum biasanya diproduksi dalam jumlah kecil namun berkualitas tinggi. Banyak ibu yang khawatir bahwa ASI mereka tidak mencukupi, padahal produksi ASI akan meningkat secara bertahap.
Kesalahpahaman ini bisa menyebabkan ibu merasa cemas, yang justru menghambat produksi ASI.
BACA JUGA:Petani di Muara Medak Bayung Lencir Ini Nekad Alih Profesi Jadi Bandar Narkoba
9. Penggunaan Dot atau Botol Sebelum Menyusui Teratur
Pemberian dot atau botol pada bayi sebelum menyusui secara teratur dapat membuat bayi bingung puting, karena mengisap pada dot atau botol berbeda dengan mengisap pada puting ibu.
Jika bayi kesulitan menempel dengan benar pada payudara ibu, hal ini dapat menghambat pengeluaran ASI dan menurunkan produksi ASI secara keseluruhan.
10. Masalah Anatomi pada Bayi