Berikut Penjelasan Kapuspen TNI, Terkait Kronologi Penyerangan KKB di Pos Militer di Papua

Berikut Penjelasan Kapuspen TNI, Terkait Kronologi Penyerangan KKB di Pos Militer di Papua

Penjelasan TNI terkait penyerangan Pos di Papua.Instagram/@infokomando.offical- --

Ia berharap semua pihak tidak langsung mempercayai informasi mengenai adanya enam prajurit TNI yang gugur dalam insiden di Nduga tersebut.

"Sekali lagi, saya mohon untuk mengambil informasi dari kami agar tidak simpang siur," tegasnya.

BACA JUGA:Seharian Arus Lalu Lintas Jalintim di Sungai Lilin Padat Merayap, Kapolres Muba Ikut Atur Kendaraan

BACA JUGA:Boster Pertamina di Desa Lubuk Karet Banyuasin, Mendadak Terbakar, Ini Dugaan Penyebabnya

Ia pun meminta dukungan semua pihak terkait dengan keberhasilan operasi penyelamatan Pilot Susi Air yang tengah disandera itu. 

"Kami meminta doa masyarakat agar almarhum Pratu Arifin diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa," pungkasnya.

Sebelumnya dilaporkan, KKB telah melakukan penyerangan di Pos Militer Mugi di Distrik Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu 15 April 2023 sore waktu setempat.

Dalam peristiwa serangan itu, enam prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dikabarkan gugur, dan sembilan lainnya dalam tawanan Kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Bahkan, dalam serangan itu pula, sebanyak 21 anggota dari satuan Kostrad TNI, pun belum diketahui nasibnya sampai saat ini.

BACA JUGA:Usai Gelar Sholat Tarawih, Herman Deru Langsung Tinjau Lokasi Kebakaran di Kelurahan 27 Ilir Palembang

BACA JUGA:Detik-detik Pos Polisi di Makassar Diserang-Dibakar OTK, Berikut 5 Faktanya!

Mengenai kabar penyerangan di Pos Mugi tersebut disampaikan melalui laporan kepada Panglima Divisi Kostrad-1 yang tersebar ke kalangan wartawan di Papua dan Jakarta. 

Dalam laporan itu disebutkan serangan kelompok separatisme bersenjata di Papua, terjadi sekitar pukul 16:30 waktu Nduga.

"Penyerangan dilakukan terhadap Tim Badak-1, Badak-3, Candraca-2, Candraca-11 di Pos Mugi dengan KSTP (Kelompok Separatisme Terorisme Papua) saat pembersihan daerah di wilayah Mugi-Mam," tulis laporan tersebut.

Adapun mengenai kerugian personel akibat penyerangan mematikan itu sebanyak 36 orang, terdiri dari 20 anggota YR 321/GT dan sebanyak 16 personel Kopassus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: