Tol Binjai Pangkalan Brandan Jadi Pilot Project Penerapan Green Construction

Tol Binjai Pangkalan Brandan Jadi Pilot Project Penerapan Green Construction

Tol Binjai Pangkalan Brandan--

BACA JUGA:Hasil Riset Apriyadi Soal Kemiskinan Sejalan dengan Visi Presiden Bank Dunia

Dari aspek tepat guna lahan, pada desain pembangunan jalan tol tepatnya STA 0+000 s.d STA 16+159 juga dilakukan perubahan trase. 

Perubahan ini dilakukan agar tidak banyak merelokasi permukiman warga serta area persawahan yang berfungsi sebagai lahan tanaman pangan berkelanjutan.

Lahan permukiman terdampak yang pada desain awal seluas 20,86 hektar berkurang menjadi 8,59 hektar serta lahan pertanian terdampak berkurang dari 40,79 hektar menjadi 0,74 hektar.

Dari sisi sosial, HKI juga berusaha mengurangi disparitas sosial dengan memperhatikan inklusivitas kepada masyarakat seperti melibatkan pekerja dan vendor lokal dalam proses pembangunan. 

BACA JUGA:Trik Mudah Menghilangkan Lemak Perut untuk Tubuh Lebih Ramping danSehat

BACA JUGA:243 Mahasiswa Rahmaniyah Sekayu Wisuda, Ini Pesan Pj Bupati Apriyadi

Partisipasi tenaga kerja lokal Provinsi Sumatra Utara dalam pembangunan Tol Binjai – Pangkalan Brandan mencapai 49%. Tidak hanya itu, 10% tenaga kerja yang berkontribusi dalam pembangunan ini merupakan tenaga kerja wanita, disabilitas, dan kaum marginal. 

UMKM lokal juga berperan dalam penyediaan barang dan jasa dengan persentase sebesar 34% dari keseluruhan pengadaan yang dilakukan. 

Lalu, dalam aspek estetika dan pelestarian budaya, HKI juga turut melestarikan budaya lokal dengan mengadaptasi desain yang mengangkat nuansa adat Melayu.

Pada tanggal 23-27 Oktober 2023 lalu, telah dilakukan penilaian kinerja konstruksi berkelanjutan di jalan tol Tol Binjai – Pangkalan Brandan, tepatnya pada seksi Binjai-Stabat. 

BACA JUGA:Daftar Atlet Berprestasi yang Putuskan Memeluk Islam, Ada Pemain Sepakbola Hingga Petarung MMA

BACA JUGA:Momen Libur Nataru, Jalinteng Sekayu - Lubuk Linggau Sepi Kendaraan

Penilaian ini dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Direktorat Keberlanjutan Konstruksi.

Sampai dengan saat ini, tersisa dua tahap terakhir dari rangkaian penilaian yaitu penyampaian kinerja penilaian green construction kepada Menteri PUPR dan penetapan predikat konstruksi berkelanjutan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: