8 Warga Sumsel Jadi Korban Perdagangan Orang di Negada Kamboja, Berikut Identitas dan Asal Daerahnya

8 Warga Sumsel Jadi Korban Perdagangan Orang di Negada Kamboja, Berikut Identitas dan Asal Daerahnya

Keluarga 8 orang yang diduga jadi korba perdagangan orang--

"Jika tidak mau bekerja, mereka akan didenda atau disiksa. Tolong bantu kami Bapak. Tolong Bapak Presiden, pulangkan anak kami. Tolong pak Prabowo pulangkan anak kami ke Indonesia,” katanya lagi sembari menangis.

Sebanyak 8 orang ini, dari informasi yang diperoleh mereka diberangkatkan oleh agen yang hingga saat ini masih dalam pencarian. 

BACA JUGA:Usai Lebaran, Ini Rekomendasi Tanaman yang Bisa Bantu Menurunkan Darah Tinggi

BACA JUGA:Potong Dua Ekor Sapi, Dinkominfo Muba Bagikan Daging Kurban Gunakan Gedebog Pisang

Dari komunikasi nomor handphone dengan agen, para korban berangkat dari rumah di Tanjung Raja Ogan Ilir menuju kawasan Bukit  Palembang, kemudian diantar ke kota Dumai, Riau. 

Lalu menginap sejenak di sebuah mess untuk membuat paspor dan menunggu kolom visa selama 9 hari lamanya. 

Mereka diberangkatkan ke Malaysia lewat jalur laut. Setibanya di Malaysia, mereka lanjut diterbangkan ke Kamboja. 

Di PT PTS yang dituju, selama 3 bulan mereka bekerja, dan diperkerjakan secara tidak manusiawi. 

BACA JUGA:Harga Dollar Sudah di Atas 16.000, Akan Berdampak Pada Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok

BACA JUGA:Saat Hari Raya Idul Adha, Dua Orang di Kota Lubuklinggau Duel Maut, Satu Tewas Satu Sekarat

Bahkan, tidak hanya bekerja tanpa henti tiap siang dan malam. Tapi juga disiksa dan diintimidasi. 

Dan jika melakukan kesalahan akan dihukum push up 500 kali. Bahkan juga disuruh angkat galon dari lantai 1 sampai 8 dan sakit dikenakan denda 50 dollar. 

"Dan kalau tidak bekerja satu hari denda 100 dolar. Sebenarnya saya tidak terlalu paham bagaimana sebenarnya di sana dan siapa agen yang berangkatkan anak kami. Tetapi yang jelas, anak saya tidak betah kerja di Kamboja,” tutupnya. (*) 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: