Penemuan Arkeologis Ungkap Bukti Penggunaan Tanaman Halusinogen oleh Romawi Kuno di Belanda

Penemuan Arkeologis Ungkap Bukti Penggunaan Tanaman Halusinogen oleh Romawi Kuno di Belanda

Penemuan Arkeologis Ungkap Bukti Penggunaan Tanaman Halusinogen oleh Romawi Kuno di Belanda--

HARIANMUBA.COM – Para arkeolog baru-baru ini menemukan bukti konkret pertama mengenai penggunaan tanaman halusinogen dan beracun oleh orang Romawi kuno.

Penemuan ini terjadi di pemukiman Romawi kuno Houten-Castellum, di mana benih tanaman beracun henbane hitam (Hyoscyamus niger) ditemukan dalam tulang hewan.

Penemuan benih tanaman ini dalam tulang domba atau kambing yang telah ditutup dengan sumbat tar dari kulit kayu birch menunjukkan bahwa benih tersebut digunakan dengan sengaja.

Temuan ini memberikan wawasan baru tentang penggunaan tanaman beracun pada zaman Romawi.

BACA JUGA:Sudah 3 Hari Sungai Lilin Jaya Gelap Gulita, Trafo Terbakar Belum Dibenahi, Emak-emak Curhat di Medsos

"Karena tanaman tersebut bisa tumbuh di dan sekitar permukiman, benihnya bisa berakhir di situs arkeologi secara alami, tanpa campur tangan manusia," jelas Maaike Groot, ketua peneliti dan penulis utama penelitian dari Universitas Free di Berlin. "Temuan ini unik dan memberikan bukti tidak terbantahkan terkait penggunaan biji henbane hitam secara sengaja pada masa Romawi di Belanda," lanjutnya.

Biji henbane hitam diidentifikasi dari kandungan hyoscyamine tarnya, dan penemuan ini adalah kejadian pertama yang diketahui mengenai benih yang sengaja disimpan untuk digunakan nanti.

Henbane hitam adalah tanaman yang sangat beracun dengan khasiat obat dan psikoaktif. Meskipun sisa-sisanya umum ditemukan di situs arkeologi di Eropa Barat Laut, sulit untuk menentukan apakah tanaman ini sengaja digunakan oleh manusia atau hanya tumbuh liar di sekitar pemukiman.

Penulis Romawi, Pliny sang Tetua, menulis tentang penggunaan tanaman ini sebagai obat hampir 2.000 tahun yang lalu, untuk mengobati berbagai penyakit seperti sakit gigi, sakit telinga, dan sengatan serangga.

Penelitian ini menunjukkan bahwa obat tersebut digunakan untuk tujuan pengobatan dan tidak dianggap sebagai obat rekreasional.

BACA JUGA:Wujud Kepedulian, PT. Pinago Utama Gelar Khitanan Massal

Pemukiman Houten-Castellum yang terletak di pinggiran pedesaan Kekaisaran Romawi menunjukkan bahwa penggunaan henbane mungkin merupakan hal yang lumrah pada zaman tersebut.

"Studi kami berkontribusi pada diskusi tentang bagaimana membedakan antara gulma yang secara alami berakhir di kumpulan archaeobotanical dan tanaman yang sengaja digunakan oleh manusia," kata Groot.

"Kami berpendapat bahwa penemuan henbane hitam di masa depan harus dipelajari dengan mempertimbangkan konteks penemuan dan hubungannya dengan tanaman obat lain," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: