Prasasti Het Mengungkap Konflik Berdarah Perang Saudara Pada 3.300 Tahun Silam

Prasasti Het Mengungkap Konflik Berdarah Perang Saudara Pada 3.300 Tahun Silam

Prasasti Het Mengungkap Konflik Berdarah Perang Saudara Pada 3.300 Tahun Silam--

HARIANMUBA.COM- Pada Mei 2023, Kimiyoshi Matsumura, seorang arkeolog dari Institut Arkeologi Anatolia Jepang, menemukan sebuah prasasti seukuran telapak tangan yang berusia 3.300 tahun di reruntuhan Het di Büklükale, sekitar 60 kilometer di sebelah tenggara Ibu Kota Ankara, Turki.

Penemuan ini terjadi setelah Matsumura dan timnya menggali reruntuhan di Büklükale selama sekitar 15 tahun, yang sebelumnya hanya menemukan prasasti tanah liat yang rusak.

Prasasti tanah liat ini menggambarkan invasi asing yang dahsyat ke Kekaisaran Het, sebuah negara Zaman Perunggu yang misterius.

Invasi tersebut terjadi selama perang saudara Het, yang tampaknya dilakukan untuk membantu salah satu faksi yang bertikai.

BACA JUGA:Ikut Kompetisi MAN OF THE WORLD 2024, Pemuda Asal Sungai Lilin Ini Berhasil Penghargaan Kategori Ini

Terjemahan teks paku pada prasasti itu mengungkapkan bahwa enam baris pertama dalam bahasa Het menyatakan "empat kota, termasuk ibu kota, Hattusa, berada dalam bencana," sementara 64 baris sisanya adalah doa dalam bahasa Hurria yang memohon kemenangan.

Menurut Matsumura, prasasti tersebut merupakan catatan ritual suci yang dilakukan oleh raja Het, yang menggunakan bahasa Hurria untuk upacara keagamaan.

 "Penemuan prasasti Hurrian berarti ritual keagamaan di Büklükale dilakukan oleh raja Het. Ini menyiratkan, paling tidak, raja Het datang ke Büklükale dan melakukan ritual tersebut," kata Matsumura melalui surel.

Arkeolog menduga Büklükale adalah kota besar bangsa Het dan mungkin juga merupakan kediaman kerajaan, setara dengan ibu kota Het, Hattuša.

BACA JUGA:Cegah Karhutlah Diwilayahnya, Ini Yang Dilakukan Jajaran Polsek Lalan

Kekaisaran Het pertama kali terbentuk di Anatolia tengah, sekarang Turki, sekitar 2100 SM dan menjadi kekuatan regional utama pada 1450 SM.

Bangsa Het muncul dalam Alkitab Ibrani dan tercatat dalam prasasti Mesir kuno sebagai kekaisaran yang memerangi Mesir pada 1274 SM dalam Pertempuran Kadesh.

Bahasa Hurrian, yang digunakan dalam prasasti ini, awalnya adalah bahasa kerajaan Mitanni yang akhirnya menjadi negara bawahan Het.

Doa dalam prasasti tersebut ditujukan kepada Teššob, dewa badai dalam bahasa Hurria yang merupakan kepala dewa Het dan Hurria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: