Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar, Apa Alasannya?
Airlangga Hartarto saat menjabat sebagai Ketua Umum Golkar --
HARIANMUBA.COM – Keputusan mengejutkan datang dari Airlangga Hartarto yang resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) pada Sabtu malam, 10 Agustus 2024.
Pengunduran diri ini memicu berbagai spekulasi dan tanggapan, baik dari kalangan internal partai maupun pengamat politik.
Mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar telah memaksa partai berlambang pohon beringin tersebut untuk segera menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
Munaslub ini diadakan untuk memilih Ketua Umum yang baru, meskipun sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Golkar, Musyawarah Nasional (Munas) seharusnya dilaksanakan pada Desember 2024 mendatang.
BACA JUGA:POCO M6 Pro Tawarkan performa yang Sangat Impresif Namun Tidak Menguras Kantong
Sejumlah sumber menyebutkan bahwa Golkar sudah menyiapkan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum sebelum Munaslub digelar.
Namun, hingga kini, belum ada informasi resmi terkait siapa yang akan mengisi posisi tersebut sementara waktu.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Dito Ariotedjo, ketika dikonfirmasi terkait pengunduran diri Airlangga, tidak memberikan jawaban yang pasti.
Dito hanya menyarankan agar menunggu pengumuman resmi dari partai terkait kabar tersebut.
BACA JUGA:Raih Dua Medali Emas, Indonesia Salip Thailand pada Klasemen Olimpiade Paris 2024
"Kita tunggu ya resminya," ujar Dito singkat, sembari menambahkan bahwa alasan Airlangga mundur kemungkinan besar adalah untuk fokus pada tugasnya sebagai menteri, mengingat tantangan di sektor ekonomi nasional dan global yang semakin kompleks.
Mundurnya Airlangga dari posisi Ketua Umum Golkar juga menuai berbagai spekulasi dari kalangan pengamat politik.
Ahmad Khoirul Umam, pengamat dari Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), menilai bahwa keputusan Airlangga ini erat kaitannya dengan benturan kekuatan di internal partai.
Menurutnya, faksi-faksi besar di Golkar telah berbenturan sejak menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: