Pada waktu itu beliau sudah berumur lebih dari seratus tahun, beliau juga diyakini sebagai keturunan ke-18 wali songo. Hal ini di jelaskan oleh lurah kelurahan Ngulak 1 yakni M Naheru yang merupakan salah satu keturunan Puyang HM Yusuf bin H Alibidin.
Akhirnya datanglah Puyang HM Yusuf bin H Alibidin ke lokasi, beliaupun meminta agar kerbau-kerbau tersebut dilepaskan ikatannya. Kemudian meminta penduduk untuk memegangi tali rotan yang sudah dililitkan pada kayu tiang tersebut.
Setelah persiapan selesai, warga sudah siap menarik. Puyang Yusuf pun bermunajat kepada sang pencipta, lalu beliau memegangi ujung tali yang paling atas.
Setelah aba-aba untuk menarik tali secara bersama-sama beliau ucapkan dengan lantang, secara aneh Kayu tiang yang semula tidak mudah ditarik bahkan menggunakan tenaga puluhan kerbau itupun bergerak naik kedaratan dengan mudah dan cepat hingga ke lokasi yang akan dijadikan masjid.
Bahkan menurut cerita tali rotan yang digunakan untuk menarik tiang belum sempat mengencang, tiang sudah bergerak lebih dahulu menaiki daratan. Sampai akhirnya ke 16 tiang itu selesai diangkat ke daratan.
BACA JUGA:Pj Bupati Apriyadi Sebar 10 Unit Ambulance dan Mobil Jenazah
Rupanya masalah belum selesai sampai disitu saja. Setelah tiang-tiang tersebut di susun, salah satu dari keempat tiang utama ternyata memiliki ukuran lebih pendek dari ketiga lainnya.
Terpaksa tiang lainnya harus di potong sama panjang dengan tiang yang lebih pendek ini, akan tetapi hal tersebut tidak lah dapat dilakukan karena jadinya akan tidak sesuai dengan rencana pembangunan semula.
Akhirnya Puyang yusuf pun kembali turun tangan, beliau lalu mengusap tiang yang lebih pendek tersebut dengan daun Pisang Batu, kemudian mencipratkan air ke tiang terset.